May 6, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Tolak Reklamasi Teluk Benoa Disuarakan di Paris

Aktifis-FoE-Internasional-WALHI-bentangkan-spanduk-tolak-reklamasi-teluk-benoa-300x169

05 Des 2015

Paris (Metrobali.com)-

Paris-Kemarin (4 Desember 2015) jam 16.30 pm waktu Paris, aktivis WALHI/FoE Indonesia bersama dengan aktivis Friends of the Earth (FoE) internasional dan kelompok muda FoEI melakukan aksi di area  COP 21 Paris, menyuarakan penyelamatan pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia dari ancaman konversi, antara lain melalui proyek-proyek reklamasi yang begitu massif berlangsung.

Aksi ini sekaligus mensikapi pidato Presiden RI yang dalam pidato hari pertama di sidang UNFCCC mengatakan bahwa 60% masyarakat Indonesia hidup di wilayah pesisir dan memiliki kerentanan dari dampak perubahan iklim.
Hal ini sekaligus sebagai bentuk perlawanan atas kampanye green washing yg dilakukan oleh para investor yang terlibat dalam COP 21 Paris di pavilliun Indonesia. Termasuk investor yang hendak mereklamasi Teluk Benoa.

Korporasi yang melakukan pengrusakan lingkungan hidup dan mengancam sumber-sumber kehidupan rakyat di COP 21 Paris melakukan green washing untuk menunjukkan bahwa seolah-olah mereka pelaku usaha yang peduli lingkungan hidup dan perubahan iklim, seperti yang dilakukan oleh korporasi yang melakukan reklamasi Teluk Benoa di Bali di paviliun Indonesia melalui berbagai acara publik. Lagi-lagi negara memfasilitasi penjahat lingkungan, pembakar hutan dan penyumbang emisi terbesar untuk menjalankan misi green washing korporasi.

Khalisah Khalid, dari Eksekutif Nasional WALHI yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa aksi menolak reklamasi Teluk Benoa di ajang COP 21 Paris ini untuk mengingatkan Presiden bahwa jika pemerintah sudah menyadari kerentanan pesisir dari dampak perubahan iklim, maka sudah saatnya kebijakan dalam negeri juga mendukungnya dengan menghentikan proyek reklamasi di berbagai kota di Indonesia, antara lain Reklamasi berkedok Revitalisasi Teluk Benoa, reklamasi Teluk Palu, Makassar, reklamasi Teluk Jakarta”.

IMG-20151205-WA0008

Foto  para aktifis dari youth FoE Internasional dengan kaos Bali tolak reklamasi suarakan penolakan reklamasi teluk benoa dengan kepalan yangan kiri.

Jika pidato Presiden di ajang COP 21 Paris ini tidak dibarengi dengan kebijakan nasional, maka kami khawatir itu hanya menjadi ajang pencitraan dengan berbagai komitmen di ajang internasional. Lagi-lagi keselamatan rakyat dan lingkungan hidup akan dipertaruhkan. Karenanya, kami mendesak pemerintah juga menghentikan memberikan kesempatan kepada korporasi penjahat lingkungan dan sumber-sumber kehidupan rakyat.

Di tempat  terpisah,  I Wayan Gendo Suardana, Koordinator ForBALI menyampaikan apresiasi atas respon dari FoE internasional sebagai induk jaringan internasional WALHI yang telah menyuarakan penolakan reklamasi di konfrensi Internasional. “Salut atas keberanian Kawan-kawan kami  jaringan internasional  ForBALI mengangkat isu ini di ajang internasional. Artinya kemanapun investor mau mau melakukan green washing atas praktik investasinya termasuk praktek reklamasi berkedok revitalisasi Teluk Benoa maka disana akan selalu ada suara penolakan. Ini membuktikan tidak ada ruang kosong bagi pihak-pihak mau mereklamasi Teluk Benoa” ujar Gendo.

“Saya harap pihak-pihak yang hendak mereklamasi Teluk Benoa sebaiknya berhenti, sebaiknya jujur dengan keadaan masyarakat yang secara faktual masyarakat mayoritas menolak reklamasi Teluk Benoa. Nalar masyarakat senyatanya melihat reklamasi ini tidak baik bagi Bali, sebaiknya hentikan niat mereklamasi Teluk Benoa dengan dalih apapun”, tegas Gendo. RED-MB