Jumat, 2 Juli 2021 | 11:08 WIB
Jakarta, Beritasatu.com – Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan pasar modal Indonesia berhasil menjawab tantangan pandemi Covid-19 berkat digitalisasi. Pasar modal juga masih menjadi sumber pendanaan investor.
“Alhamdulillah sudah kembali pulih, hampir seperti sebelum Covid-19. Jadi, masih menjadi alternatif sumber pendanaan serta wadah investasi yang baik bagi investor,” kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat webinar ‘Mid-Year Investment Outlook 2021’ bertajuk Exploring The Next Market Mover yang diselenggarakan MNC Sekuritas, Kamis (1/7/2021).
Dalam keterangan yang ditulis Jumat (2/7/2021), indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat terkoreksi dalam pada 24 Maret 2020 hingga di bawah 4.000, lanjut Inarno, kini telah kembali pada level sebelumnya, mencapai 6.000 per akhir Desember 2020. Pada akhir Juni 2021, IHSG ditutup di 5.985.
Rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp 13,4 triliun atau naik 46% dibanding awal tahun 2020 yang sebesar Rp 9,21 triliun. Selain itu, terdapat lonjakan frekuensi mencapai rata-rata 1,3 juta transaksi per hari. “Ini merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN dalam 3 tahun terakhir,” kata Inarno.
BEI juga mencatat terjadi kenaikan volume perdagangan yang mencapai lebih 18 milliar saham per hari. Hal tersebut, kata Inarno, tidak lepas dari pertumbuhan investor di pasar modal. Jumlah investor di pasar modal Indonesia mencapai 5,37 juta per akhir Mei 2021, naik 38% dibandingkan akhir 2020.
Jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203.000 investor per hari atau tumbuh 113% dari rata-rata tahun sebelumnya. Adapun dominasi investor domestik, khususnya investor ritel terus berlanjut di 2021. “Sampai sekarang dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi hampir mencapai 60% per akhir Mei 2021,” terangnya.
Inarno mengatakan 2020 merupakan tahun kebangkitan investor domestik, terutama investor ritel yang membukukan aktivitas transaksi besar yakni 48,4%. Menurutnya, peningkatan jumlah investor tersebut hasil dari upaya BEI yang terus melakukan sosialisasi dan edukasi literasi kepada masyarakat. “Termasuk oleh anggota bursa, seperti MNC Sekuritas yang sudah melakukan 400 kegiatan edukasi dan sosialisasi, dan bisa meraup 270.000 investor,” ungkapnya.
BEI hingga Mei telah melakukan sosialisasi dan edukasi mencapai 3.550 kegiatan dengan jumlah peserta mencapai 365.000 orang. Dari total kegiatan itu, sekitar 97% dilakukan secara daring. “Teknologi ini memudahkan kita untuk melakukan sosialisasi dan edukasi. Kami juga melakukan inovasi edukasi digital,” katanya.
Dari sisi suplai, sampai akhir 2021 terdapat 23 perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa dengan fundraise mencapai Rp 7,14 triliun. Hal ini membuat jumlah perusahaan yang listed di bursa mencapai 735 atau tertinggi di ASEAN. “Kita masuk 10 besar aktivitas pencatatan saham yang tertinggi di dunia selama 3 tahun berturut-turut dari 2018,” kata Inarno.
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan saat ini terjadi peningkatan nilai transaksi saham dan basis investor lokal dan khususnya ritel. “Ini bagus sekali. Kalau pasar modal ditunjang lebih kuat dari domestik investornya, itu artinya pasar modal yang sehat,” tuturnya.
Sejak beberapa tahun terakhir, kata Hary, banyak perubahan terjadi. Pertama, karena globalisasi. Globalisasi memaksa kompetisi makin intens. Kedua, karena digitalisasi. Saat ini, banyak perusahaan-perusahaan bergerak, migrasi atau ekspansi ke digital. Kondisi pandemi membuat transformasi digital terjadi lebih cepat. “Covid-19 justru akan membuat digital business dalam segala sektor itu makin meningkat, karena interaksi fisik sangat riskan dalam situasi Covid sekarang ini,” ungkapnya.
Sumber :https://www.beritasatu.com/ekonomi/794839/bei-pasar-modal-pulih-hampir-menyamai-sebelum-pandemi
More Stories
Presiden Jokowi Tinjau Unit Pengolahan Ikan dan Budidaya Rumput Laut di Provinsi Maluku
Indonesia Targets to Break the World Record of Rock Climbing in Jakarta
Electronic City dan AGP Bagikan 50.000 Paket Sembako