May 8, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

UPAYA KONSERVASI ARTHA GRAHA BIKIN DELEGASI GELENG-GELENG KEPALA

Perubahan Iklim: Kiri ke kanan Marvin Leano, Erna Witoelar, Kartini Sjahrir, Ellen Utomo, dan Maria Edna di Paris, Rabu (2/12). Mereka memberikan presentasi peran swasta dalam konservasi oleh Artha Graha Network pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP 21)

Perubahan Iklim: Kiri ke kanan Marvin Leano, Erna Witoelar, Kartini Sjahrir, Ellen Utomo, dan Maria Edna di Paris, Rabu (2/12). Mereka memberikan presentasi peran swasta dalam konservasi oleh Artha Graha Network pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP 21)
Perubahan Iklim: Kiri ke kanan Marvin Leano, Erna Witoelar, Kartini Sjahrir, Ellen Utomo, dan Maria Edna di Paris, Rabu (2/12). Mereka memberikan presentasi peran swasta dalam konservasi oleh Artha Graha Network pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP 21)

www.rmol.co

KAMIS, 03 DESEMBER 2015 , 07:30:00 WIB

RMOL. Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim atau Conference of Parties/COP 21 di Paris, Prancis mengapresiasi presentasi kelompok usaha Artha Graha Network mengenai bagaimana peran swasta dalam konservasi, bahkan sebagian di antara mereka geleng-geleng kepala karena ternyata bisnis yang mengejar profit bisa melakukan konservasi.

“Banyak yang meragukan bahwa perusahaan swasta yang memerlukan profit bisa melakukan upaya konservasi. Tapi apa yang dilakukan di TWNC, PT PAS dan Teluk Benoa menunjukkan itu bisa. Tentu saja perusahaan harus profitable agar sustain,” kata mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI, Erna Witoelar di Paviliun Indonesia, Paris, Rabu (2/12).

Erna yang juga Pendiri Yayasan KEHATI itu menjadi penanggap dari paparan Maria Edna mengenai konservasi alam liar di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Marvin Lieano mengenai konservasi hutan bakau di Teluk Benoa oleh Forum Peduli Mangrove Bali (FPM) dan Ellen Utomo mengenai model bisnis sawit yang berkelanjutan dan upaya-upaya konservasi alam oleh PT Pasifik Agro Sentosa (PAS).

“‎Saya kagum karena anak muda seperti kalian yang punya latar belakang pendidikan jauh dari soal konservasi justru memilih bekerja di konservasi,” kata Erna dalam diskusi yang dipandu oleh Kartini Sjahrir, mantan Dubes RI di Argentina yang kini menjabat sebagai penasehat Menko Kemaritiman.

Sekitar 100 orang dari berbagai negara hadir dalam diskusi tersebut. Semua kursi yang tersedia penuh terisi bahkan banyak yang mendengarkan paparan sambil berdiri. Ini merupakan sesi diskusi yang paling banyak diminati pengunjung.
Dalam presentasinya di even penting dunia itu, Ellen Utomo dengan bahasa Inggris yang fasih, memastikan pengelolaan sawit PT PAS sesuai dengan prinsip 3 P (people, planet dan profit) yang berarti mengutamakan pengembangan masyarakat, perlindungan lingkungan dan mendukung pencapaian profit.

“Sejauh ini kepentingan bisnis dan konservasi dapat berjalan seiring,” ujar Ellen.

Melalui prinsip 3 P itu, lanjut Ellen, perusahaan yang berbasis di Kalimantan Barat, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan itu, menekankan tanggung jawab sosial terutama untuk masyarakat di sekitar PT PAS.

Para delegasi yang memenuhi ruang Paviliun Indonesia juga mendengarkan cerita Maria Edna tentang upaya penyelamatan Harimau Sumatera (panthera tigris) yang nyaris punah oleh pihak konservasi alam liar Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) di Lampung Barat. Menurut Maria Edna, kegiatan konservasi Harimau Sumatera dilakukan atas kesadaran untuk melestarikan rantai kehidupan di kawasan TWNC. Saat ini diperkirakan ada 300-400 ekor Harimau di Pulau Sumatera. Di area TWNC, tahun 2012-2013 diidentifikasi ada 24 ekor Harimau Sumatera.

“Keberhasilan TWNC dalam rehabilitasi harimau mendapat apresiasi dari lembaga internasional,” ujar Maria Edna, staf konservasi di TWNC seperti dalam rilis yang diterima redaksi.

Sedangkan Marvin Leano mengatakan Forum Peduli Mangrove dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya hutan mangrove, mengajak partisipasi aktif masyarakat guna melestarikan mangrove, dan mengembalikan kondisi ekosistem serta keragaman hayati bagi tanaman mangrove.

Kawasan yang menjadi areal kerja FPM bersama dengan masyarakat mencakup wilayah sekitar 600 hektar hutan mangrove dalam kawasan Tahura Ngurah Rai. Sampai saat ini, FPM telah menyelamatkan ratusan ribu pohon dan menanam lebih dari 10.000 mangrove. FPM mengajak pesohor sepakbola Cristiano Ronaldo menjadi Duta Mangrove Bali.

Presentasi dari Marvin Leano, Maria Edna, dan Ellen Utomo  memukau perhatian delegasi yang memenuhi ruangan Paviliun Indonesia di Conference of Parties (COP) 20 di Paris, Prancis. Buktinya sehabis presentasi ketiganya dikerubung oleh para delegasi yang ingin tahu lebih lanjut soal konservasi di Indonesia.

Ayoub dari Prancis dan dua peserta dari Korea Selatan sangat kagum ke pengalaman Maria yang aktif terlibat dalam konservasi harimau. Mereka menanyakan apakah Maria yang ambil foto 50 meter dari harimau di TWNC tidak takut diterkam. Maria menjawab itu dekat dengan harimau adalah pekerjaannya sehari-hari sebagai seorang konservasionis.

“Saya benar-benar kagum. Orang muda seperti anda begitu peduli pada konservasi dan harimau,” kata Ayoub sambil meminta foto selfie bareng Maria. [rus]

sumber: http://www.rmol.co/read/2015/12/03/226668/Upaya-Konservasi-Artha-Graha-Bikin-Delegasi-Geleng-geleng-Kepala-