April 20, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

logo

Liputan6 – 

 

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah Daerah Jakarta segera mengaktifkan kembali Pasar Tanahabang setelah terbakar, bulan silam. Gubernur DKI Sutiyoso memastikan instansi yang bertugas membangun ulang Tanahabang hanya Perusahaan Daerah Pasar Jaya. Penegasan Sutiyoso ini sekaligus membantah isu keterlibatan pengusaha besar Tomy Winata yang disebut-sebut telah menyodorkan proposal renovasi, tiga bulan sebelum pusat grosir tekstil itu terbakar. “Pemberitaan itu ngawur, dicek aja kalau Tempo tahu surat itu nomor berapa?” kata Sutiyoso, di Jakarta, Ahad (9/3) pagi.

Gubernur mengaku telah menyiapkan sejumlah rencana untuk merenovasi Pasar Tanahabang. Tapi, hingga kini, Pemda DKI belum dapat bekerja maksimal karena masih menunggu hasil penyelidikan Polri mengenai penyebab kebakaran [baca: Jadwal Renovasi Pasar Tanahabang Belum Jelas]. Sutiyoso menyebutkan, kini polisi tengah menelisik seluruh Blok A dan beberapa bagian lain yang ludes terbakar. Dijadwalkan, pembangunan kembali pasar itu memakan waktu hingga 1,5 tahun. “Tanahabang mau dibangun sendiri karena kita punya kemampuan. Harganya pun akan lebih murah,” ucap mantan Panglima Kodam Jaya itu.

Kabar dari Sutiyoso itu mungkin bisa mendinginkan kepala Tomy Winata. Pasalnya, pemberitaan Majalah Tempo yang menyebutkan dirinya berada di balik tragedi di Tanahabang, membuat kuping bos besar Grup Artha Graha ini memerah. Bahkan, majalah mingguan ini mensinyalir Tomy telah menyetor duit senilai Rp 53 miliar kepada Pemda Jakarta. Tak senang dengan kabar itu, Tomy mensomasi Majalah Tempo.

Tapi tak demikian dengan anak buah Tomy. Ratusan orang yang tergabung dalam GAG dan Banteng Muda Indonesia (BMI) berang dan kemudian menyerbu Kantor Tempo. Mereka meminta redaksi majalah mingguan yang mengusung motto “Enak Dibaca dan Perlu” ini meralat isi berita yang dinilai hanya menyebarkan fitnah belaka [baca: Setelah Tempo Diserbu, Ciputra-Tomy Bertemu].

Sementara Abdul Manan, reporter yang menulis berita itu dilaporkan mengalami luka saat terjadi penyerbuan. Manan mengaku masih trauma, tapi ia menyerahkan kelanjutan kasus ini kepada atasannya. Dia mengaku, sebelum kedatangan para pengunjuk rasa, sebenarnya ia hendak menurunkan wawancara lengkap dengan Tomy perihal keterlibatan pebisnis yang dikenal dekat dengan kalangan militer ini dalam pembangunan Pasar Tanahabang. Tapi niat Manan tak kesampaian. Massa keburu menyerbu Kantor Tempo. Padahal, saat diserbu Redaksi Tempo tengah dikejar deadline.

Penyerbuan terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Suasana di kantor yang beralamat di Jalan Proklamasi 72, Jakarta Pusat, makin panas karena para demonstran mencoba merangsek masuk. Untuk meredakan situasi sejumlah demonstran diajak berdialog di dalam ruang pertemuan. Dialog dihadiri tiga wartawan Tempo, termasuk Manan. Saat itulah, Manan mengaku hendak menulis jawaban lengkap Tomy. Tapi seorang perwakilan memaksa Manan untuk menyebutkan narasumber soal proposal itu. Tapi permintaan tersebut ditolak dengan alasan kode etik jurnalistik.

Tentu jawaban Manan tak memuaskan para demonstran. Keributan terjadi lagi. Si penanya melemparkan kotak tisu ke arah rekan Manan, tapi ditangkis dan malah mengenai dirinya. Alhasil, kacamata Manan lepas dan hidungnya terluka. “Secara pribadi saya menyesalkan terjadi kekerasan. Jika hanya kasus pemberitaan ada proses hukum seperti somasi ke pengadilan,” kata Manan.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

 

sumber: https://www.liputan6.com/news/read/50888/sutiyoso-pemberitaan-itempo-ngawuri