Denpasar –  Nyoman Sugi B. Lanus, seorang ahli Sastra Bali dari Forum Cinta Bali, yang menjanjikan naskah, yang menguraikan bahwa Teluk Benoa adalah kawasan suci. Dengan pijakan itu kawasan yang menjadi polemik karena mau direklamasi ini harus dijaga dengan baik.

Naskah sastra Bali kuno menyebutkan terdapat sejumlah Pura yang disucikan. Diantaranya, bahkan terdapat ‘’Pura Dalem Segara’’ di kedalaman laut, yang dipercaya memang ada, dan sangat riskan kalau kesuciannya diutak-atik dan dicemari dengan proyek-proyek besar secara bertentangan dengan ekologi-spiritualnya.

“Sugi juga menunjukkan sejumlah terjemahan mantra-mantra yang berkaitan dengan Teluk, yang pasti mesti menjadi perhatian Parisada dan nantinya juga Pemerintah Daerah Bali khususnya, serta Pemerintahan Nasional sampai Presiden Joko Widodo, tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut, sesuai dengan ajaran kearifan para leluhur,” jelas Ketua Sabha Walaka Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, Putu Wirata Dwikora di Denpasar, Senin (12/10).

Sebelum perdebatan memanas di sidang pleno Pasamuhan Sabha Walaka tersebut, Pimpinan Sidang merumuskan tiga alternatif usulan ke Sabha Pandita. Pertama, aspirasi-aspirasi agar reklamasi Telok Benoa ditolak oleh Parisada. Kedua, agar Parisada menetapkan Teluk Benoa sebagai Kawasan Suci. Ketiga, Parisada menetapkan Kawasan Suci Pantai, Campuhan, Teluk, Sungai, Danau, d imana termasuk di dalamnya Teluk Benoa sebagai satu contoh khusus, agar mendapat perhatian dari pemerintah untuk dijaga dan dilestarikan keberadaannya.

‘’Sabha Walaka tidak membuat Keputusan, kami menyusun bahan dan keputusannya ada di Pasamuhan Sabha Pandita, Pasamuhan Agung, atau Mahasabha. Namun, kami harap umat Hindu yakin seyakin-yakinnya, kami tidak akan mengabaikan aspirasi penolakan yang begitu besar, tidak hanya di Bali, tetapi juga secara nasional,’’ katanya.

Dari tiga alternatif itu diputuskan Parisada, Kesucian Teluk Benoa berada dalam kondisi yang harus dilestarikan dan dijaga bersama kebelanjutannya. Kebijakan-kebijakan yang arahnya mengganggu dan merusak kesuciannya, tentu tidak bisa dilanjutkan.

Suara Pembaruan

I Nyoman Mardika/FMB

Suara Pembaruan

sumber: http://www.beritasatu.com/nasional/314033-sastra-kuno-bali-sebut-teluk-benoa-kawasan-suci.html