May 18, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Revitalisasi TB seperti Reklamasi di Saemangeum, Harapan Jurnalis Korea

Heru Budi Wasesa (tiga dari kanan) usai presentasi tentang proyek TWBI di Teluk Benoa di hadapan jurnalis Korea dan jajaran pengurus PWI Pusat.

Heru Budi Wasesa (tiga dari kanan) usai presentasi tentang proyek TWBI di Teluk Benoa di hadapan jurnalis Korea dan jajaran pengurus PWI Pusat.
Heru Budi Wasesa (tiga dari kanan) usai presentasi tentang proyek TWBI di Teluk Benoa di hadapan jurnalis Korea dan jajaran pengurus PWI Pusat.

posbali.com

19 October 2015

DENPASAR, POS BALI – Proyek revitalisasi Teluk Benoa (TB) yang segera dikerjakan nampaknya  meniru keberhasilan revitalisasi Saemangeum, sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia yang jadi  kebanggaan rakyat Korea Selatan karena ramah lingkungan dan dikerjakan  insinyur dan arsitek  lokal.

“Teluk Benoa mirip Saemangeum. Semula ditentang aktivis lingkungan, tapi setelah proyeknya  selesai, jadi kebanggaan Korea,” kata Presiden Asosiasi Wartawan Korea,  Park Chong Ryul usai menanam mangrove di Pantai Telaga Waja, Nusa Dua, Minggu (18/10) kemarin.

Bahkan,  Park  bersama 10 pimpinan media terkemuka di Korea Selatan bersedia menjadi Duta  Forum Peduli Mangrove (FPM) Bali. 10 jurnalis Korea ini bersama jajaran pengurus PWI Pusat, menanam bakau di area yang pernah ditanam pesepak bola  Cristiano Ronaldo dan mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Sementara, Direktur Utama Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI) Heru Budi Wasesa mengatakan pihaknya akan belajar dari keberhasilan Korea. Bedanya, Saemangeun dibangun oleh pemerintah, sementara Teluk Benoa oleh privat sector. “Kesamaannya bahwa kami juga ramah lingkungan dan menggunakan konten lokal,” kata Heru sembari menyampaikan penghargaan dan apresiasinya atas kesediaan pimpinan media Korea Selatan menjadi good will ambassador FPM di Korea Selatan. “Saya menilai semua pihak sangat peduli akan pentingnya menjaga dan merawat hutan mangrove,” katanya.

Saemangeum adalah sebuah proyek reklamasi terbesar di dunia di Yellow Sea, Korea Selatan. Proyek ini dibangun oleh pemerintah Korea Selatan peresmiannya  27 April 2006 setelah perdebatan panjang antara pemerintah dengan aktivis lingkungan.

Kegiatan reklamasi dimulai tahun 1991 dan terkendala oleh penolakan para aktivis lingkungan.  Setelah selesai reklamasi dihasilkan 400 km2 (2/3 kali luas kota Seoul atau 5 kali luas kota Manhattan di New York, empat kali lebih besar dari kota Paris). Ini membuatnya menjadi salah satu proyek reklamasi yang terbesar sepanjang sejarah.

Semangeum juga menjadi seawall terpanjang yang pernah dibangun dengan panjang 33,9 km. Pada 2 Agustus 2010, Saemangeum mendapat penghargaan dari Guinesss World Records untuk sea-wall terpanjang di dunia yang pernah dibuat manusia.

Proyek Seamangun memerlukanbiaya 2,4 miliar USD, 6.700 orang dipekerjakan setiap hari (2,47 juta orang setahun). Juga digunakan 910.000 peralatan dump truck dan kapal. Untuk mereklamasi diperlukan 123 juta m2 material pasir dan batu termasuk untuk konstruksi.

Metode konstruksi ramah lingkungan digunakan dalm proyek reklamasi ini. Dengan menggunakan pasir di bawah laut untuk membangun daratan, bahaya lingkungan yang disebabkan pengambilan material dari daratan lain bisa diminimqalisir. “Proyek yang tadinya ditentang, kini menjadi kebanggan Korea. Selama 15 bulan sejak selesai dibangun, Saemangeum sudah dikunjungi 10 juta wisatawan. Rata-rata setiap hari dikunjungi 10.000 orag pada hari kerja dan 30.000 wisatawan pada akhir pekan,”kata Heru Wasesa diamini Park dan rombongan jurnalis Korea. 003

sumber: http://posbali.com/revitalisasi-tb-seperti-reklamasi-di-saemangeum-harapan-jurnalis-korea/