November 1, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Lemah Kajian Ilmiah, Surat ForBali ke Presiden Jokowi Mandul

www.kabarnusa.com

KAMIS, 10 SEPTEMBER 2015 : 06.53

Kabarnusa.com – Tidak diresponnya 56 surat Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi (ForBali) oleh Presiden Joko Widodo menunjukkan jika surat tersebut lemah kajian ilmiah alias mandul.

Puluhan surat ForBali yang berisi protes rencana reklamasi Teluk Benoa dan mendesak presiden Jokowi mencabut Perpres No. 51/2014, sampai saat ini, tidak digubris oleh Jokowi.

“Itu bentuk kepanikan ForBali, karena puluhan surat tak satupun direspon Presiden Jokowi maupun kementrian terkait,” sebut Ketua Forum Bersama Kita Satu Bali (FBKSB) Kadek Agus Ekanata kepada wartawan di Denpasar, Rabu 9 September 2015. 

Ia menilai, surat-surat ForBali itu tidak memiliki kajian ilmiah sehingga dinilai mentah.

Padahal, Kajian ilmiah dalam di balik penolakkan ForBali mutlak diperlukan sebagai pertimbangan dalam merespon aspirasi mereka.

Kata Eka, penolakan ForBali terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa tidak disertai kajian ilmiah Mereka hanya ngotot tanpa mampu menunjukkan kajian ilmiah yang mendukung alasan penolakan tersebut.

Dicontohkan, dibalik kengototannya dan kerap mengklaim didukung kajian ilmiah dari Unud namun faktanya mereka tak pernah mau membuka hasil kajian itu kepada publik.

Hasil kajian Unud yang sering dipakai dasar itu, sudah dimentahkan para pakar dari berbagai kampus ternama di Indonesia seperti dari ITS dan ITB.

“Jadi saya kira wajarlah jika Presiden Jokowi tak merespon surat-surat tersebut,” sambungnya.

Tidak diresponsnya puluhan surat ForBali baik saat membeberkan ke publik dan maupun oleh Presiden Jokowi, kata Eka, semakin menelanjangi diri mereka.

Publik semakin pintar dan cerdas dalam menyikapi pro-kontra tentang reklamasi Teluk Benoa.

Suara penolakan yang nyaring didengungkan ForBalim tak pernah didengar pemerintah karena memang tidak mampu menunjukkan kajian ilmiah.

“Ya, siapapun di republik bebas melakukan protes. Tapi advokasi yang baik harus memiliki kajian matang yang bisa dipertanggunjawabkan secara ilmiah,” tegas nantan aktivis 98 ini.

Kadek Eka bahkan dalam masalah Reklamasi Teluk Benoa, lembaga yang dipimpinnya mengaskan posisinya mendukung rencana pemanfaatan atau revitalisasi Teluk Benoa tersebut.

“Kami juga sudah mengirim surat kepada Presiden Jokowi. Jadi tidak benar masyarakat di Bali menolak reklamasi,” tegas dia.

Alasan didukungnya revitalisasi Teluk Benoa, tak lain karena telah melewati kajian ilmiah dan jelas arahnya untuk kepentingan masyarakat Bali dan pengembangan pariwisata ke depan.

“Jadi, kami tidak gegabah, tidak grasa-grusu menyatakan sikap tanpa kajian,” tegasnya lagi.

Pemerintah pusat telah mendorong masyarakat Bali yang berbeda sikap terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa untuk menyiapkan kajian ilmiahnya sebelum pemerintah pusat mengambil keputusan final.

Rencana reklamasi Teluk Benoa sekarang dalam tahap penyusunan Amdal. PIhaknya juga mematangkan kajian ilmiah untuk disampaikan kepada pemerintah saat presentasi hasil Amdal kepada pemerintah pusat yang rencananya akan digelar di Bali.

“Marilah kita adu gagasan ilmiah. Saya ajak teman-teman ForBali beradu kajian ilmiah. Jangan asal protes tapi menghindari adu gagasan,” tantangnya,

Para aktivis ForBali diminta mematangkan kajian ilmiahnya ketimbang terus melakukan kampanye penolakan dan bersurat ke Presiden Jokowi. (rhm)

sumber: http://www.kabarnusa.com/2015/09/lemah-kajian-ilmiah-surat-forbali-ke.html