April 25, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Empat Dokter dan Delapan Perawat Siaga, Wisma Cibogo untuk Pasien OTG

Bupati Bogor Ade Yasin saat menyampaikan keterangan beroperasinya Wisma Cibogo, Megamendung, yang akan difungsikan merawat pasien Covid-19 dengan status OTG

at    

 

Bogor, – Pemerintah Kabupaten Bogor kini tak perlu lagi risau mencari tempat untuk menangangi dan merawat pasien terpapar Covid -19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) setelah Wisma Cibogo, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, milik Yayasan Artha Graha Peduli resmi dijadikan rumah isolasi.

“Tempat perawatan pasien Covid-19 dengan status OTG semua fasilitas infrastrukturnya sudah lengkap, termasuk tenaga kesehatan (Nakes) seperti dokter serta perawatan yang sudah siaga,”kata Bupati Ade Yasin, saat meninjau wisma milik Yayasan AGP tersebut, Senin (25/01).

Namun menurut Ade, Nakes yang disiagakan di Wisma Cibogo masih kurang, Pemkab berencana meminta tambahan dari relawan dari institusi lain serta merekrut tenaga relawan. “Kita akan minta bantuan tambahan relawan dari Korem 061/Suryakancana, itu sudah saya sampaikan ke Danrem.,” ujarnya.

Wisma ini kat Ade,  nantinya tak hanya bisa dipakai pasien OTG dengan KTP Kabupaten Bogor.Tapi bisa dari wilayah lain, dengan catatan tingkat okupansi atau keterisiian kamar pasien dari Kabupaten Bogor rendah atau setiap harinya tidak ada penambahan, sementara tempat di wilayah luar Kabupaten Bogor penuh.

Ade menegaskan, pasien yang akan diprioritaskan dirawat di Wisma Cibogo, mereka yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah, padahal tidak memenuhi persyaratan, semisal kamar mandi hanya ada satu atau kamar yang dijadikan tempat isolasi mandiri jaraknya berdekatan.

“Isolasi mandiri di tempat yang tak memenuhi persyaratan kan berbahaya, karena bisa menularkan ke yang lain, makanya Wisma Cibogo,dipakai untuk tempat isolasi mandiri pasien OTG,”tegasnya.

Sebagai informasi, Wisma Cibogo memiliki 60 kamar dan terdiri dari beberapa blok sebagai pemisah termasuk untuk laki-laki dengan perempuan.”Pasien dengan katagori tidak berbahaya yang dari rumah sakit bisa dirawat di sini untuk pemulihan, sehingga perawatan di rumah sakit khusus bagi pasien yang memiliki gejala dan penyakit penyerta,”paparnya.

Sementara itu, terkait permintaan DPRD agar Puskesmas yang memiliki fasilitas ruang inap dinaikan statusnya menjadi rumah sakit tipe D, agar bisa digunakan merawat pasien Covid-19 dengan gejala,  Ade menjelaskan, meningkatkan fungsi Puskesmas, untuk saat ini belum bisa, alasannya karena dengan menaikan status otomatis perlu ada penambahan Nakes, mulai dokter serta perawata.

“Ini yang agak sulit, terlebih di masa Covid, mereka (Nakes) di Puskesmas sudah bekerja berada di luar jam yang normal dan kelelahan. Sehingga, kalau kita tidak paham banyak diantara mereka yang sudah bekerja ingin mengundurkan diri karena kelelahan,” katanya.

Makanya, kat Ade, untuk mengurangi jumlah orang yang terpapar Covid-19 sekaligus meringangkan tugas para Nakes, semua individu patuh dengan protokol kesehatan (Prokes).

“Menerapkan Prokes, seperti mengenakan masker saat beraktivitas di luar rumah, mencuci tangan dan menjaga jarak, saat ini cara paling efektif menekan kasus Covid -19 sekaligus memutus mata rantai penularan,” tutupnya.

 

Mochamad  Yusuf

 

Sumber  :  https://ubahlaku.id/read/192389/empat-dokter-dan-delapan-perawat-siaga-wisma-cibogo-untuk-pasien-otg