November 5, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

BJ Habibie dan Mimpi Indonesia Membangun Jembatan Selatan Sunda Tahun 2023

BJ Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 14 Agustus 2015.*/ANTARA

11 September 2019, 21:54 WIB

MUNGKINKAH Golden Gate, Seikan Tunnel, atau Eurotunnel, yang kini telah menjadi ikon yang merepresentasikan keunggulan teknologi negara-negara maju bisa berwujud di Indonesia? Saat Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dijabat BJ Habibie, pembangunan Jembatan Selat Sunda menjadi topik penting.

Kemudian, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM-ITB), tahun 2003, bersama Depkimpraswil, Dephub, serta Bappenas pernah membicarakan pembangunan Infrastuktur Lintas Selat Sunda (ILSS) secara intens.

“Jangan dipandang utopis. Memang projek ini tidak untuk dilaksanakan dalam waktu dekat. Kalau toh semuanya lancar, perhitungan paling dekat mungkin projek ini baru terlaksana 20 tahun mendatang. Akan tetapi, apa pun kondisinya, impian dan cita-cita untuk mengembangkan infrastruktur berteknologi tinggi jangan pernah terhapus,” ujar ketua panitia semiloka Prof. Dr. Hang Tuah Salim saat memaparkan hasil semiloka di Gedung Rektorat ITB, Kota Bandung, 18 Maret 2003 silam.

Dengan kata lain, mimpi untuk bisa membangun infrastruktur darat penghubung Sumatera dan Jawa di Selat Sunda setidaknya baru bisa terwujud pada 2023 mendatang.

Kini, 4 tahun menjelang masa itu datang, BJ Habibie, sosok yang pernah begitu intens mewadahi wacana pembangunan itu telah berpulang. BJ Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada 11 September 2019. BJ Habibie wafat pada usia 83 tahun pukul 18.05.

Pengibaran bendera setengah tiang terkait masa berkabung nasional dilakukan selama tiga hari hingga 14 September 2019.

Jenazah BJ Habibie akan disemayamkan di samping makam mendiang istrinya, Ainun Habibie, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Raga Baapak Riset dan Teknologi itu boleh sirna, tetapi mimpi BJ Habibie tersebut terjaga dengan apik.

Hang Tuah menyampaikan perbandingan, projek Seikan Tunnel yang menghubungkan Selat Tsugaru di Jepang sepanjang 53,85 km, proses perwujudannya membutuhkan waktu setidaknya 41 tahun.

“Studi awal berlangsung pada 1946 dan hasil akhir proses itu baru terjadi pada 1987. Demikian juga dengan pembangunan ILSS yang kami paparkan sekarang ini baru sebatas studi awal,” ujarnya.
Kepadatan di pelabuhan Hang Tuah boleh jadi benar.

Termasuk soal manfaat yang akan muncul seiring pembangunan infrastruktur di Selat Sunda. Kenyataannya menunjukkan bahwa antrean panjang kerap terjadi pada jalur penyeberangan feri yang melintasi Selat Sunda.

Mekanisme tutup botol telah menjadi hal yang biasa manakala mendekati hari-hari besar tertentu misalnya menjelang Lebaran atau Natal.

Pada 1990-an, saat BJ Habibie menjabat sebagai Menristek, satu perusahaan swasta tertarik mewujudkan projek itu. Namun, rencananya tak berlanjut karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia. (Erwin Kustiman, Yusuf Wijanarko)***

Sumber : https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01319074/bj-habibie-dan-mimpi-indonesia-membangun-jembatan-selatan-sunda-tahun-2023?page=3