www.republika.co.id
Senin, 17 Agustus 2015, 20:06 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Pembawa acara Daniel Mananta menyempatkan diri untuk mengunjungi Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015, sejak tanggal 15 Agustus. Dia datang dengan membawa misi khusus untuk membuktikan sendiri opini di masyarakat tentang ketidaksiapan Paviliun Indonesia dalam mengikuti event pameran terbesar lima tahunan tersebut.
“Sebenarnya banyak negara yang belum siap, tapi dipaksakan siap tanggal 1 Mei, Indonesia salah satu mungkin dari 30 negara. Tapi, saat itu ada media, dianggap Paviliun Indonesia mengecewakan,” kata pria yang akrab disapa VJ Daniel tersebut sebagaimana dilaporkan wartawanRepublika, Erik Purnama Putra dari Milan, Italia, Senin (17/8).
Menurut dia, pengelola Paviliun Indonesia sudah bekerja keras untuk membalikkan pandangan orang-orang. Meski pada awal pembukaan Mei lalu harus diakui panitia belum siap, sekarang ternyata perkembangannya luar biasa.
Menurut dia, setiap hari paviliun yang murni didanai swasta tersebut sanggup menarik minat belasan ribu pengunjung. Karena itu, ia heran dengan penilaian buruk kalangan tertentu terhadap Paviliun Indonesia.
“Sayang banget pandangan banyak masyarakat menganggap kalau Paviliun Indonesia tetap garing, padahal menurut gue, ini sudah keren dan rame banget. Ini Paviliun Indonesia sudah bekerja baik mempromosikan Indonesia,” kata VJ Daniel.
Dia tidak asal bicara. Ketika diadakan demo memasak makanan tradisional Indonesia, yaitu rendang yang dipadu dengan spageti, pengunjung Paviliun Indonesia membludak. Begitu pun ketika disajikan tari piring maupun pencak silat, serta berbagai lomba tradisional sebagai rangkaian peringatan HUT RI ke-70, pengunjung sangat antusius ikut terlibat.
Belum lagi, ia mengetahui, beragam rempah-rempah dari lima pulau terbesar di Indonesia yang ditaruh di dalam paviliun, banyak yang habis dibawa pengunjung, menandakan pengelolaan paviliun sudah bekerja dengan keras. “Kemarin saya lihat demo memasak, spageti rendang. Itu orang (yang hadir) belajar nyatet, orang tertarik rempah-rempah dari Indonesia. Ini pekerjaan sudah luar biasa sekali,” katanya.
Ajang Milan Expo 2015 yang mengangkat tema ‘Feeding the Planet, Energy for Life’ ini digelar di kawasan Rho, sekitar 30 menit dari pusat Kota Milan dan menempati areal seluas 110 hektare. Event terbesar ketiga di dunia setelah Piala Dunia dan Olimpiade tersebut diikuti 148 negara yang berlangsung dari 1 Mei sampai 31 Oktober 2015.
Paviliun Indonesia mengangkat konsep Stage of the World untuk menunjukkan kepada dunia tentang potensi besar Tanah Air. Karena itu, di pintu masuk di pajang badak Jawa bercula satu. Sementara di dalam paviliun, dipamerkan pulau yang berjejer dari Sabang sampai Merauke, di mana di atasnya ditaburi rempah-rempah. Tidak sedikit pengunjung ang mencomot, mencium baunya yang khas, dan ada juga yang membawa pulang rempah-rempah, khususnya lada untuk dijadikan sebagai souvenir.
Paviliun Indonesia berdiri di area seluas 1.175 meter persegi dengan luas bangunan 650 meter persegi. Setiap pengunjung yang ingin menjelajahi paviliun akan langsung disambut dengan ikon badak Jawa bercula satu yang berada di samping pintu masuk.
Pembuatan badak yang hidup di Ujung Kulon, Jawa Barat tersebut memiliki pesan kuat untuk disampaikan kepada masyarakat dunia. Berbahan perunggu seberat 500 kilogram, badak Jawa dipilih karena saat ini ekosistem tersebut terancam habitatnya.
sumber: http://www.republika.co.id/berita/senggang/blitz/15/08/17/nt89qf334-vj-daniel-paviliun-indonesia-luar-biasa
More Stories
Tomy Winata: Tanpa Erick Thohir Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Pendiri AGN: Tanpa Erick Thohir, Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Erick Thohir: Tanpa Tomy Winata, Paviliun Indonesia tidak Berjalan