April 20, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Rempang-Galang Segera Digarap, Mulai Tahun Ini BP Batam Siapkan RTRW

Pulau Batam, Rempang, dan Galang tampak dari udara. (Immanuel Sebayang/Batam Pos)

batampos.id – Lama terbengkalai karena status quo, kawasan Rempang-Galang akhirnya akan mulai dikembangkan sebagai kawasan pengembangan ekonomi baru mulai tahun ini. Badan Pengusahaan (BP) Batam me­nargetkan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Rem­pang-Galang rampung tahun ini.

”RTRW ini akan menjadi acuan pengembangan Rempang-Galang dalam jangka panjang,” ujar Kepala BP Batam, M Rudi kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, saat rapat koordinasi secara daring, Kamis (12/2/2021) di Gedung BP Batam.

Terkait status hutan buru (konservasi) di sebagian wilayah Rempang-Galang, yang butuh penurunan status sampai pada tahap area peruntukan lain (APL), Rudi berharap persoalan ini bisa secara simultan diselesaikan, sehingga semua termaktub dalam RTRW sebagai acuan pengembangan Rempang-Galang ke depan.

Pengembangan Rempang-Galang memang memiliki tan­tangan besar. Selain karena adanya status hutan buru yang kewenangannya ada di Kementerian Kehutanan, lahan di Rempang-Galang juga sudah habis dikaveling. Baik atas nama perusahaan tertentu, perorangan, maupun oknum-oknum tertentu. Bah­kan, kavelingan sudah melebihi luas Rempang-Galang sendiri.

Hal itu terjadi karena Rem­pang-Galang memang jadi primadona. Pulau berjarak 2,5 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam itu memiliki luas 165,83 kilometer per­segi atau 27 persen luas Singapura.

Sedangkan Galang terletak di sebelah tenggara Pulau Rempang dengan luas sekitar 80 kilometer persegi atau 13 persen luas Singapura.

Sebelumnya, Rempang-Galang akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) secara keseluruhan. Namun tidak murah. Butuh biaya besar untuk membangun infrastruktur.

Sementara mengandalkan kucuran dana dari pemerintah pusat bakal tak semudah membalikkan telapak tangan.

Namun, berkaca dengan pengembangan KEK Lhokseumawe di Aceh Utara yang melibatkan berbagai pihak (konsorsium), antara lain pemerintah provinsi, Pemkab Lhokseumawe, dan sejumlah BUMN, maka Rempang-Galang juga bisa dikembangkan dengan pola yang sama. Bahkan bisa lebih luas lagi dengan melibatkan swasta.

Bahkan, tak menutup kemungkinan pengembangannya melibatkan grup swasta besar. Apalagi Rempang-Galang tak hanya diminati pengusaha lokal, tapi juga perusahaan asing.

Catatan Batam Pos, sedikitnya ada 68 perusahaan asing dan nasional yang berminat menanam modal miliaran dolar Amerika di kawasan itu. Perusahaan-perusahaan itu bergerak di berbagai bidang. Ada sektor migas, agro industri, perikanan, dan pariwisata.

Sejumlah perusahaan yang pernah hendak berinvestasi di sana, antara lain PT Tanjung Jelita dari Malaysia yang bergerak di bidang transmisi gas. Perusahaan ini hendak menanam modal 873 juta dolar Amerika. Kemudian ada Global Utility Development dari Jepang.

Lalu Al Ain Industries dari Arab Saudi yang bergerak di bidang penyulingan minyak. Al Ain siap menggelontorkan 1 miliar dolar Amerika. Ada juga Aquabis dari Australia siap dengan uang 15 juta dolar Amerika untuk usaha ikan tengiri.

Tak hanya itu, dari dalam negeri ada PT Bukaka Barelang Energy Indonesia yang berniat investasi 500 juta dolar Amerika. Lalu ada Batam Marikulture Estate berniat investasi Rp 300 miliar.

Kemudian ada PT Batam Livestock Center Konsorsium dengan Rp 150 miliar siap membangun peternakan kambing dan lainnya.

Paling fenomenal adalah rencana PT Makmur Elok Graha (MEG), Grup Artha Graha, yang ingin membuat kawasan wisata eksklusif dengan modal 15 miliar dolar Amerika. Rencana investasi itu selain melibatkan duit miliaran dolar, juga melibatkan Tomy Winata, pengusaha terkenal di Tanah Air. Bahkan saat itu, Pemko Batam dan pihak Tomy sudah pernah meneken nota kesepahaman (MoU) pada 26 Agustus 2004.

Dari maket pengembangan yang ditunjukkan tim Tomy saat itu, Rempang-Galang akan disulap menjadi kota baru yang modern dengan beragam fasilitas. Ada zona pariwisata terpadu eksklusif, ada zona olahraga, zona industri, zona perkantoran dan perbankan, zona industri kreatif, dan lainnya.

Bahkan, Tomy juga pernah berencana membangun sirkuit F1 dengan lintasan sepanjang tepi laut Rempang-Galang. Namun, rencana itu belum terwujud karena status quo Rempang-Galang tak kunjung dicabut.

Padahal, PP Nomor 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, memang memasukkan enam pulau yang terhubung jembatan di kawasan itu, yakni Tonton, Setokok, Nipah, Rempang, Galang, dan Pulau Galang Baru masuk kawasan FTZ.

Hanya saja, hak pengelolaan lahan (HPL) kawasan itu belum ditentukan diberikan kepada siapa karena terkendala status lahan tersebut.

Selain rencana pengembangan Rempang-Galang, pada rapat dengan Menko Perekonomian tersebut, Rudi juga mengungkapkan tiga agenda utama BP Batam lainnya. Yakni, rencana pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam, pengembangan Pelabuhan Batuampar dan Bandara Hang Nadim, serta pembahasan indikator kinerja utama (IKU) BP Batam.

”BP Batam akan mendorong SPAM Batam lebih optimal, agar pelayanan air bersih di Batam tidak terganggu,” ungkap Rudi di depan Menko.

Sedangkan pengembangan Pelabuhan Batuampar dan Bandara Hang Nadim, BP Batam tengah menyusun progres pengembangan kedua aset ini. ”Sehingga, bila nanti akan kerja sama dengan perusahaan lain, Pak Menteri sudah tahu. Sama halnya dengan bandara, BP Batam sedang mengusulkan perubahan perencanaan,” tuturnya.

Adapun terkait IKU, Rudi berharap, semua target yang akan ditetapkan pada tahun 2021 dapat dicapai dengan mempertimbangkan daya dukung yang ada.

Selain itu, ia juga menyampaikan untuk pegawai BP Batam di tahun 2022, keuangan berbasis kinerja untuk pegawai akan diterapkan.

”Bagi pegawai atau unit kerja yang sudah diberi tanggung jawab sesuai tugas dan fungsi masing-masing, harus bekerja sesuai waktu yang telah ditentukan. Bila tidak mencapai target, maka gaji pegawai tersebut akan diperhitungkan kembali,” ujarnya.

Rudi beralasan, hal itudilakukan agar penyerapan anggaran pada tahun 2022 mendatang mampu mencapai 95 persen.

“Bila hal tersebut tercapai, maka daya serap anggaran BP Batam dapat terbilang sukses. Itu harapan kami selaku pimpinan,” ungkapnya. (*)

 

Reporter : RIFKI SETIAWAN / MUHAMMAD NUR
Editor : MOH TAHANG

 

Sumber :  https://batampos.id/2021/02/15/rempang-galang-segera-digarap-mulai-tahun-ini-bp-batam-siapkan-rtrw/