nasional.tempo.co
RABU, 02 DESEMBER 2015 | 09:19 WIB
TEMPO.CO, Paris – Empat negara Eropa bersedia menyediakan dana sebesar US$ 500 juta untuk membantu negara berkembang dalam rangka pengurangan emisi karbon. Keempat negara tersebut, yaitu Swedia, Norwegia, Jerman, dan Swiss.
Dana tersebut akan dikelola oleh lembaga Fasilitas Aset Karbon Transformatif bentukan Bank Dunia. Lembaga ini akan mengelola dana itu dalam bentuk proyek pengurangai efek gas rumah kaca, termasuk kampanye nasional. Misalnya, adaptasi pengurangan energi fosil ke energi baru-terbarukan.
Bersama negara berkembang kami akan menemukan cara untuk mengurangi karbon,” kata Presiden World Bank, Jim Yong Kim, di Konferensi Internasional Perubahan Iklim ke-21 (COP21 Paris), Selasa, 1 Desember 2015.
Kim mengatakan inisiatif ini adalah salah satu cara untuk menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia. Rencananya, kata dia, dana akan digelontorkan pada awal 2016. Bank Dunia menargetkan investasi mitigasi perubahan iklim sebesar US$ 2 miliar.
Sebelumnya, 11 negara donor telah berjanji untuk mengumpulkan US$ 250 juta untuk mendukung program mitigasi dan adaptasi negara-negara yang paling rentan terkena imbas perubahan iklim. Ke-11 negara tersebut adalah Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Irlandia, Italia, Swedia, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Mereka mengumumkan komitmen mereka melalui Least Develop Countries Fund (LDCF), dana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang dikelola oleh Global Environtment Facility (GEF).
Menanggapi komitmen tersebut, Ketua GEF Naoko Ishii, menyatakan bahwa dana menjadi salah satu unsur penting dalam perubahan iklim. “Untuk mengisi program-progam menjaga lingkungan, seperti teknologi terbarukan dan program reduksi emisi karbon,” ujar Ishii dalam pernyataan pers yang diterima Tempo, Senin, 30 November 2015.
Ihwal pendanaan merupakan salah satu aspek yang akan dibicarakan dalam Conference of Parties 21 (COP21 Paris). Isu ini kian menguat menjelang 30 November 2015 atau hari pembukaan COP21 Paris.
Ishii mengatakan, kekeringan, aiknya permukaan laut dan dampak perubahan iklim lainnya, sudah mulai menyerang banyak negara-negara berkembang ataupun negara negara kepulauan. “Mereka paling rentan,” ujarnya.
Pembiayaan baru, menurut Ishii, memungkinkan GEF menyanggupi permintaan sokongan dana dari banyak negara. Mulai dari pendekatan baru pembangunan, ketahanan pangan, adaptasi nasional, dan investasi teknologi.
AMRI MAHBUB (PARIS)
More Stories
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest