redaksi rb – Berita utama, Breaking News – 29 Juni 2019
BENGKULU – Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur Bengkulu se-Sumatera Juli mendatang di Bengkulu akan menghasilkan komitmen bersama yang tertuang pada Piagam Memorandum of Rafflesia atau kesepakatan Raffelsia. Nama Rafflesia diambil karena kesepakatan ini dihasilkan di Bengkulu yang dikenal dengan sebutan Bumi Rafflesia.
Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah mengatakan dalam rakor gubernur se-Sumatera digelar selama 3 hari di Bengkulu, 8-10 Juli mendatang nantinya akan menghasilkan kesepakatan bersama 10 gubernur yang ada di Sumatera. Terkait peran Sumatera untuk perekonomian nasional. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam rakor tahun ini, yaitu peningkatan peran pulau Sumatera dalam percepatan pembangunan ekonomi nasional.
“Jadi kita berpikir itu bukan cuman membangun Bengkulu atau membangun Lampung, Sumsel dan Jambi saja tapi bagaimana akumulasi dari 10 provinsi yang ada di Sumatera itu betul-betul berkontribusi besar untuk pembangunan Indonesia atau secara nasional,” ujar Rohidin.
Peningkatan peran Sumatera dalam percepatan pembangunan ekonomi nasional ini, sambung Rohidin, tentunya ditunjukan bagaimana konektivitas jalur transportasi baik itu laut maupun darat. Termasuk menghubungkan pulau Sumatera dengan Jawa harus menjadi agenda perhatian yang serius diusulkan gubernur se-Sumatera, yaitu dengan pembangunan jembatan Selat Sunda. Bila pulau Sumatera terkoneksi melalui jembatan Selat Sunda maka akselerasi ekonominya akan jauh lebih cepat.
Selain itu bagimana mengefektifkan pelabuhan–pelabuhan laut yang ada di kawasan barat sepanjang Samudera Hindia. Mulai dari pelabuhan Tanjung Priok, Panjang di Lampung, Pulau Baai di Bengkulu, teluk Bayur di Sumatera Barat Kemudian Belawan di Sumatera Barat, terakhir pelabuhan Sabang yang akan menjadi pelabuhan internasional paling besar di paling barat pulau Sumatera.
“Selalu saya sampaikan bagaimana pelabuhan-pelabuhan di barat pulau Sumatera harus terkoneksi. Kalau bisa dibuat kesepakatan karena ini di Bumi Raffelesia maka kita sebut Kesepakatan Raflesia,” beber Rohidin.
Rohidin berharap kesepakat-kesepakatan yang dihasilkan dalam rakor gubernur se-Sumatera nantinya merupakan kesepakatan yang betul-betul dapat mendorong percepatan dan peran Sumatera untuk pertumbuhan ekonomi nasional. “Sesuai dengan tema yang diangkat dalam rakor tahun ini, yaitu peningkatan peran pulau Sumatera dalam percepatan pembangunan ekonomi nasional,” jelasnya.
Ditambahkan Kepala Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu Isnan Fajri, dalam rakor gubernur se-Sumatera tahun 2019 dilaksanakan di Bengkulu yang akan dibahas, yaitu pembahasan usulan pengembangan pulau Sumatera yang terintegrasi antar provinsi untuk memperkuat peran pulau Sumatera dalam pembangunan ekonomi nasional. Usulan tersebut akan diusulkan sebagai agenda pembangunan wilayan pulau Sumatera dalam RPJMN 2020 2024 yang saat ini sedang disusun oleh Bappenas. Sehingga program stretegis yang dibutuhkan daerah akan ditampung sebagai kegiatan strategis nasional.
Selain itu, dalam rakor nanti akan pula dibahas program kerjasama regional antara provinsi. Baik itu kerjasama konektivitas, pengembangan produk unggulan hingga kerjasama di sektor pariwisata. Kemudian akan di tandatangani Piagam Memorandum Of Rafflesia. Isinya, kesepakatan besar gubenur se- Sumatera untuk pengembangan konektivitas dan peningkatan produk unggulan Sumatera, yaitu kopi.
“Semua itu dibahas tidak lain untuk pembangunan pulau Sumatera secara utuh dan terintegrasi,” demikian Isnan. (key)
sumber: https://harianrakyatbengkulu.com/2019/06/29/bangun-konektivitas-sumatera/
More Stories
HUT ke-2 BSS, Wali Kota Serang Harap Bikers Sadulur Sabatur Terus Berkiprah dalam Kegiatan Sosial
Walikota Serang Mengaku Terkejut dengan Aktivitas Sosial Bikers Sadulur Sabatur, Tapi Banyak Anggota Sepuh
Ulang Tahun Ke-2, Bikers Sadulur Sabatur (BSS)