www.tribunnews.com
Jumat, 16 Oktober 2015 17:47 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat pariwisata dari Universitas Korpri Warmadewa, Bali, Gede Tatak Suhartana mengatakan agar bisa disandari banyak kapal pesiar, baik yacht, maupun cruise, Bali membutuhkan adanya revitalisasi Teluk Benoa.
Pasalnya, kondisi pelabuhan Benoa saat ini kurang memungkinkan untuk disandari banyak kapal pesiar bila tak dilakukan revcitalisasi berbasis reklamasi di sekitar Teluk Benoa.
Demikian disampaikan Gede Tatak Suhartana menyikapi rencana pemerintah yang menargetkan masuknya 3.000 yacht ke Indonesia, salah satunya melalui pelabuhan Benoa, ketika dihubungi, Jumat (16/10/2015).
“Bagaimana mungkin bisa mendatangkan ribuan yacht, dan kapal pesiar kalau kondisi di Teluk Benoa sendiri rusak parah? Karena itu dibutuhkan revitalisasi berbasis reklamasi di Teluk Benoa,” kata Tatak.
Koordinator Inkubator Wiraswasta di FE Universitas Korpri Warmadewa, Bali, ini mencontohkan, banyak kapal pesiar dan yacht bersandar di Singapura karena negara tersebut memiliki pelabuhan khusus bagi kapal pesiar dan yacht.
Di Bali, ujarnya, hal itu bisa dilakukanbila pemerintah serius ingin membangun pariwisata yang bisa mendatangkan jutaan wisatawan asing.
“Banyaknya Yacht dan kapal pesiar bersandar di Singapura, karena di sana ada pelabuhan khusus Yacht dan kapal pesiar, lumayan loh pemasukannya bagi negara,” ujarnya.
“Pariwisata memang bisa meningkatkan income bagi negara secara cepat, namun jangan hanya wacana saja. Pelabuhannya, ya, d
More Stories
Serba Hitam, Sahabat JRX Geruduk Kejati, Desak Tak Ada Pesanan
Bali terbaik ke-2 dunia, Senator: Jangan rusak karya Ibu Pertiwi
Presiden Didesak Batalkan Perpres, Reklamasi Teluk Benoa Jadi Isu Pilkada