Selasa, 02 Juli 2019 – 15:19 WIB
jpnn.com, JAKARTA – Pemerintahan Jokowi belum melupakan proyek Jembatan Selat Sunda alias JSS yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera. Lama tak tak ada perkembangan, pemerintah ternyata telah mengkaji secara teknis proyek tersebut.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, ketika ditanya perkembangan rencana pembangunan Jembatan Selat Sunda, di kantornya, Jakarta pada Selasa (2/7).
“Memang kajian secara teknis sudah (dilakukan) oleh sebuah tim yang independen, tetapi kajian tidak cukup dari sisi teknisnya saja,” ucap Moeldoko.
Dia menyebutkan, kajian lainnya masih perlu dilakukan. Antara lain tentang bagaimana pengaruhnya dari aspek kegempaan dan kondisi alam lainnya. Kemudian aspek pertahanan dan keamanan.
“Tinjauan dari sisi pengaruh lingkungan strategisnya seperti apa. Mungkin perlu waktu yang lebih dalam lagi ya. Tidak cukup mengonektivitaskan apalagi antarpulau seperti itu tidak hanya dari sisi teknis, ada sisi lain yang perlu dipertimbangkan,” jelas mantan Panglima TNI tersebut.
Pada Juni lalu, pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan kembali wacana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS).
Pertimbangannya, rampungnya jalan tol Bakauheni – Palembang membuat pasokan arus kendaraan ke penyeberangan Merak – Bakeuheni akan meningkat tajam ke depan.
“Mudik tahun ini, ruas tol ini semakin padat. Sebab waktu tempuh semakin singkat Jakarta – Palembang. Tapi masalahnya, ke depan di penyeberangan Merak – Bakeuheni,” ujar Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa.
Andi mengatakan, tuntasnya pembangunan ruas tol Bakeuheni – Palembang akan menggerakan roda perekonomian di Sumatera. Geliat ekonomi akan meningkat tajam. Risikonya, arus kendaraan Jawa-Sumatera akan semakin padat.
Andi menambahkan, pemerintah tidak perlu khawatir dengan gempa. Sebab, saat ini konstruksi jembatan sudah ditopang dengan teknologi tahan gempa. Pembangunan konstruksi JSS bisa dirancang tahan gempa hingga 9 Scala Richter.
Kawasan Selat Sunda menurutnya memang kerap dianggap sebagai wilayah rawan gempa. Selain tak jauh dari gunung Krakatau, kawasan ini juga berada dekat dengan patahan atau sesar aktif selat Sunda. Di wilayah ini sering terjadi gempa dengan kekuatan rata-rata 5 – 7 SR.
”Teknologi sudah sampai ke sana. Jepang sudah buktikan lebih dahsyat gempanya dari kita. Jembatan-jembatan dia aman,” tandas Andi. (fat/jpnn)
sumber: https://www.jpnn.com/news/apa-kabar-proyek-jembatan-selat-sunda-ini-jawaban-istana?page=2
More Stories
Hari Sudah Malam, Jokowi dan Prabowo Tiba di Pabrik Ini, Ada Tomy Winata Membayangi
HUT ke-2 BSS, Wali Kota Serang Harap Bikers Sadulur Sabatur Terus Berkiprah dalam Kegiatan Sosial
Walikota Serang Mengaku Terkejut dengan Aktivitas Sosial Bikers Sadulur Sabatur, Tapi Banyak Anggota Sepuh