November 3, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Tomy Winata Dan Hashim Djojohadikusumo Hadir Di KTT Paris, Apa Tujuannya?

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo usai bertemu Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Kamis (23/7/2015).

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo usai bertemu Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Kamis (23/7/2015).
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo usai bertemu Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, Kamis (23/7/2015).

ulasanberita.com

02 Des 2015

PARIS, KOMPAS.com — Di sela kesibukan Conferences of Parties (COP) 21, Pertemuan Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB, (UNFCCC), di Le Bourget, Perancis, terdapat beberapa pengusaha Indonesia yg hadir.

Dua pengusaha itu adalah Tomy Winata dan Hashim Djojohadikusumo.

Ada banyak kepentingan baik buat pelaku usaha, aktivis, NGO, ilmuwan, maupun pemerintah di meeting tingkat dunia ini. Lalu, apa pula kepentingan beberapa pengusaha itu?

Hashim Djojohadikusumo ketika ditemuiKompas.com menyebutkan bahwa dia memiliki kepentingan selaku asosiasi pengusaha hutan.

“Kami ada hutan di Kalimantan dan kita mulai memperkenalkan teknologi baru cara Indonesia. Ini bukan sawit atau tebu, ini reboisasi cara tumpang sari berbagai tanaman sampai 130 jenis,” kata Hashim.

Selanjutnya, ia mengungkapkan, dari perhutanan tersebut, ia menanam juga pohon aren yg digunakan bagi menghasilkan bahan bakar energi terbarukan, seperti biodiesel dan etanol.

“Selama ini, air aren banyak digunakan bagi yg non-Muslim sebagai minuman keras, tapi kali ini kalian mulai ubah menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan terbarukan,” ucap Hashim.

“Ini yg mulai kalian presentasikan di forum internasional ini,” ucapnya.

Ia meyakinkan kawasan yg ditanami beragam macam tumbuhan, seperti aren, rambutan, dan jambon, selain menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan juga bisa mengikat karbon dan sebagai tempat satwa tinggal.

“Proyek kalian sudah berjalan di Kalimantan TImur seluas 173 ribu hektar. Program ini sudah dinyatakan layak oleh ahli dari Belanda dan Norwegia,” tuturnya.

Sementara itu, Tomy Winata dalam keterangannya menyampaikan bahwa rapat COP 21 harus mewadahi tiga kepentingan.

Tiga kepentingan itu adalah bisnis, sosial dan lingkungan hidup, serta kepentingan pemerintah.

“Semua itu harus berimbang, jangan ada yg berat sebelah. Jika tidak imbang, itu tidak baik. Saya berharap COP 21 menghasilkan itu,” ujar Tomy.

Sumber: http://nasional.kompas.com/read/2015/12/01/22541471/Tomy.Winata.dan.Hashim.Djojohadikusumo.Hadir.di.KTT.Paris.Apa.Tujuannya.