November 2, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Stafsus Milenial Jokowi Angkie Yudistia Ceritakan Sulitnya Difabel Hidup Mandiri

Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, saat acara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang bertajuk Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Minggu (22/12/2019).(KOMPAS.com/Devina Halim)

Kompas.com – 23/12/2019, 00:53 WIB

Penulis Devina Halim | Editor Sabrina Asril

JAKARTA, KOMPAS.com – Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, mengakui sulitnya hidup mandiri sebagai penyandang disabilitas. Angkie menceritakan bahwa ia mengalami demam tinggi saat berumur 10 tahun. Hal itu kemudian berdampak pada pendengarannya. Hal itu diungkapkan Sri saat acara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang bertajuk “Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju” di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Minggu (22/12/2019). “Aku itu memang lahirnya sama seperti lainnya, hingga pada usia 10 tahun aku demam tinggi, yang mengakibatkan syaraf yang tidak bisa mendengar. Karena tahu banget sebagai perempuan berkebutuhan kusus, ini sulit banget untuk bisa hidup mandiri,” kata Angkie.

Menurut dia, terdapat beberapa hal yang membuat seorang penyandang disabilitas kesulitan hidup mandiri di Indonesia. Alasan pertama adalah lingkungan yang tidak mendukung. Kedua, adanya ketidakpercayaan pada kemampuan seorang difabel. Terakhir, Angkie mengatakan bahwa kesempatan yang dimiliki difabel terbatas. “Ketiga adalah kesempatan. Tidak semua orang bisa memberikan kesempatan teman-teman disabilitas. Disabilitas itu macam-macam. Ada yang tidak bisa mendengar, melihat, sensorik, motorik, intelektual,” ungkapnya.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015, jumlah penyandang disabilitas sebanyak 21 juta jiwa. Maka dari itu, ia pun tergerak memikirkan cara agar para difabel di usia produktif dapat mandiri secara ekonomi. Menurutnya, siapa lagi yang akan memulai memikirkan solusi bila bukan diri sendiri. “Ketika aku membuat disable entrepreneur tujuannya satu, membuat teman-teman merasa setara dengan non-disabilitas sehingga membuat Indonesia lebih ramah lagi,” ucap Angkie.

Sumber :  https://nasional.kompas.com/read/2019/12/23/00534661/stafsus-milenial-jokowi-angkie-yudistia-ceritakan-sulitnya-difabel-hidup