Tiara Aliya – detik News
Selasa, 28 Jul 2020 11:15 WIB
Jakarta – Klaster penyebaran virus Corona di perkantoran di Jakarta menjadi sorotan Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah pusat. Sejumlah karyawan pun menanggapi hal ini.
Yang terbaru, ada dua kantor di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) yang mengkonfirmasi pegawainya positif Corona. Dua kantor itu adalah Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dan Citibank Indonesia.
Karyawan swasta yang berkantor di SCBD, Ade (46), telah mengetahui kabar munculnya klaster perkantoran di DKI Jakarta. Untuk itu, ia pun menyarankan sebaiknya kantor kembali menjalani Work From Home (WFH) secara full.
“Ya harus WFH lagi. Kalau masih ada COVID harus WFH lagi supaya di rumah nggak kenapa-kenapa. Walaupun masih menjaga protokol kesehatan tapi yang lainnya juga ada yang nggak peduli, kita disiplin orang lain nggak disiplin ya sama saja sih,” kata Ade saat ditemui di SCBD, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2020).
Ade menceritakan bahwa sejauh ini, kantornya menerapkan aturan kapasitas maksimal 50 persen bagi karyawan yang bekerja. Sehingga, dalam seminggu ia masih menjalani kegiatan WFH.
“Setengah setengah, saya dari lima hari kerja saya (masuk ke kantor) tiga hari,” jelasnya.
Karyawan swasta di SCBD lainnya bernama Feri Kurniawan (39) menceritakan protokol kesehatan yang dilakukan kantornya sangatlah ketat. Bahkan, manajemen kantor tidak memperkenankan karyawannya masuk kerja apabila sakit.
“Oh kalau sekarang jaraknya (meja) lebih dari 1 meter justru, 2 meter malah di tempat saya. Kalau ada teman yang misalkan sakit, apapun sakitnya, itu tidak boleh masuk,” ungkap Feri.
Terkait adanya klaster perkantoran, Feri mengatakan bahwa hal ini wajar terjadi. Lantaran, Feri mengatakan masih banyak kantor yang tidak menjalani sistem shift.
“Kalau menurut saya sih memang ada betulnya ya. Karena kantor sebagian itu sudah masuk full karena permintaan dari perusahaan ya. Tapi kalau saran saya mah lebih baik pakai shift karyawan atau per minggu masuknya gitu sih,” jelasnya.
Karyawan Swasta bernama Ijul (40) mengaku khawatir dengan munculnya klaster Corona. Ditambah lagi, saat ini kasus konfirmasi Corona di Indonesia telah menembus angka 100 ribu.
“Ya khawatir makanya jaga jarak, masker, kebersihan itu hampir setiap waktu. Apalagi sekarang (konfirmasi positif Corona Indonesia) 100 ribu,” ujar Ijul.
Menurut Ijul, saat ini setiap orang mau tak mau harus bertanggungjawab atas dirinya sendiri. “Pokoknya ini deh inisiatif sendiri untuk menjaganya. Kalau imbauan-imbauan percuma saya lihat di kereta-kereta di busway,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengungkap dua tempat paling rawan penyebaran virus Corona di Jakarta. Dua tempat paling rawan tersebut adalah perkantoran dan komunitas warga. Hal ini pun menyebabkan munculnya klaster penyebaran virus Corona (COVID-19) di sejumlah perkantoran di Jakarta.
“Pertama dan terpenting, ada peningkatan penyebaran kasus dalam dua minggu terakhir ini. Peningkatan penyebaran ini sejalan dengan peningkatan mobilitas dan peningkatan aktivitas warga. Dari temuan kita dengan melakukan testing seperti ini, aktivitas di perkantoran dan aktivitas di komunitas warga, kini menjadi salah satu tempat yang paling rawan penyebaran, ” kata Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan seperti yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (24/7).
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-5110733/respons-karyawan-di-scbd-soal-munculnya-klaster-corona-perkantoran-jakarta/2
More Stories
Grand Re-opening Store Electronic City SCBD, Sekaligus Rayakan Perjalanan ke-23 Tahun
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest
Artha Graha Peduli Gelar Upacara HUT ke-79 Republik Indonesia Dipusatkan di SCBD