November 2, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Perjalanan Sido Muncul, Penjualan Pernah Hanya Rp 800.000 per Bulan

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat saat Mendapat Penghargaan dari Forbes. (30/10/2019)(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Kompas.com – 01/11/2019, 19:14 WIB

Penulis Anggara Wikan Prasetya | Editor Kurniasih Budi

KOMPAS.com – Peribahasa Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian agaknya cocok untuk menggambarkan perjalanan Sido Muncul. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk saat ini memang merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia. Kontan.co.id (29/072019) melansir Sido Muncul sukses mencetak pertumbuhan penjualan hingga dobel digit pada semester I 2019. Produsen jamu tersebut mencatatkan pendapatan hingga Rp 1,4 triliun pada periode tersebut. Jumlah itu naik 10,66 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Namun, kesuksesan Sido Muncul tidak didapat dengan instan. Banyak tantangan telah dilalui perusahaan yang berdiri sejak 1951 lalu.

Merangkak dari bawah

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menceritakan kisah perusahaan yang didirikan neneknya, ibu Rahkmat Sulistio (Go Djing Nio) ini menurut keterangan sidomuncul.co.id. Usaha jamu keluarga Irwan sendiri telah dilakukan sejak 1935 sebelum nama Sido Muncul ada, berkat keahlian ibu Rakhmat Sulistio mengolah jamu dan rempah-rempah. Menurut Irwan, Sido Muncul ternyata pernah hanya mencatatkan nilai penjualan sekitar Rp 800.000 per bulan. “Sido Muncul juga pernah memiliki utang cukup besar kepada bank sekitar tahun 1972,” ujar dia.

Jumlah utang Sido Muncul mencapai Rp 46 juta. Nominal itu pada tahun 1972 merupakan jumlah besar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1977 saja, Gaji PNS tahun 1977 berkisar Rp 12.000 – Rp 120.000. Menurut keterangan Kompas.com (31/7/2013), Irwan mulai memimpin Sido Muncul sejak tahun 1972. “Namun, saya bisa melewati semua itu dengan menciptakan program baru dan iklan,” ujar dia. Usaha tersebut membuahkan hasil dengan naiknya angka penjualan menjadi Rp 12 juta sebulan kemudian. Delapan bulan kemudian, utang sebesar Rp 46 juta itu pun lunas. Meski berhasil melewati momen sulit itu, imbuh Irwan, Sido Muncul sempat terseok-seok dan tidak memiliki kemajuan berarti selama 20 tahun pertama kepemimpinannya sejak 1972.

Bertahan karena kepercayaan

Sido Muncul yang telah 68 tahun berdiri ternyata mampu bertahan di tengah berbagai tantangan. Irwan mengatakan, Sido Muncul mampu bertahan karena produknya dipercaya masyarakat. Dikutip dari Kompas.com (25/03/2019), Irwan mengatakan ia baru menyadari apa yang harus diperbuat untuk Sido Muncul pada 1990, yakni membangun kepercayaan masyarakat. “Sejak saat itu saya mulai berubah. Apa saja saya lakukan supaya menghasilkan sesuatu yang membuat orang percaya,” ujar dia, saat mengisi seminar di Universitas Mulawarman, Sabtu (23/03/2019). Sido Muncul berupaya untuk mendapat kepercayaan masyarakat dengan memastikan produknya aman dan halal dikonsumsi. Caranya, Sido Muncul selalu melakukan 5 tahap uji kualitas untuk setiap batch produksinya, meliputi tes kandungan logam berat, tes pupuk, tes pestisida, tes aflatoksin, dan tes DNA. Sido Muncul pun dapat merebut kepercayaan masyarakat. Kesuksesan itu bisa dilihat dari laba bersih yang mencapai Rp 374,12 miliar pada semester I 2019, dilansir Kontan.co.id, Selasa (23/07/2019). Penjualan bersih jamu herbal dan suplemen mendominasi pemasukan Sido Muncul yang mencapai Rp 943,10 miliar atau 66,88 persen dari total pendapatan semester I. Bisnis makanan dan minuman mencatat penjualan Rp 403,45 atau sebesar 28,61 persen dari total pendapatan. Sementara itu, 4,55 persen lainnya berasal dari segmen farmasi. Tidak hanya nominal penjualan, harga saham Sido Muncul turut mencatatkan kenaikan positif. Berdasarkan data idx.co.id, harga saham Sido Muncul menyentuh angka Rp 1.235 pada penutupan perdagangan Rabu, (30/10/2019) malam.

Raih penghargaan dari Majalah Forbes

Kesuksesan Sido Muncul terus berlanjut. Perusahaan jamu Tanah Air ini mendapat penghargaan bergengsi dari Majalah Forbes dalam acara Best of The Best, Rabu (30/10/2019) malam. Acara yang diadakan oleh majalah bisnis dan finansial asal AS itu digelar di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Sido Muncul berhasil masuk dalam daftar 50 perusahaan terbaik di Indonesia menurut Forbes Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar, termasuk Sido Muncul telah melewati seleksi ketat Forbes Indonesia. Korporasi-korporasi itu dinilai berdasarkan kinerja keseluruhan dalam beberapa tahun.

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat saat mendapat penghargaan dari perwakilan Forbes. (30/10/2019)(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Forbes Indonesia merilis kriteria penilaian saat acara tersebut. Penilaian didasarkan pada skor komposit dengan beberapa metrik selama tiga tahun, yakni rata-rata pengembalian modal, pertumbuhan penjualan, dan pertumbuhan laba. Penghargaan itu diterima langsung oleh Irwan Hidayat yang diserahkan oleh perwakilan Forbes Indonesia. “Ya senang rasanya bisa dapat award, naik panggung, difoto. Itu menyenangkan,” kata Direktur Sido Muncul itu saat ditanya mengenai perasaannya saat Sido Muncul sukses meraih penghargaan Forbes, Rabu. Usai menerima penghargaan, ia pun sedikit membuka rahasia Sido Muncul kepada media. Menurut dia, pengelolaan perusahaan secara jujur menjadi salah satu kunci keberhasilan Sido Muncul meraih kesuksesan ini. “Kami mengelola perusahaan itu yang penting jujur saja. Tidak ada yang kami rekayasa, kami juga terbuka, rapi, dan bersih,” kata Irwan.

Terus berinovasi

Selain itu, pihaknya akan berinovasi untuk terus mengantisipasi pasar masa depan sehingga Sido Muncul bisa terus eksis. “Dari uraian-uraian pada acara tadi, perusahaan intinya harus kreatif. Selain itu, kami mendapat penghargaan ini juga karena beruntung” imbuh Irwan. Sido Muncul tahun ini akan mulai mengembangkan produk suplemen makanan yang akan diluncurkan pada akhir 2019 atau awal 2020. “Produk suplemen ini sudah kami kembangkan selama 2-3 tahun. Kami membuat soft capsule, memperbarui mesin-mesin tablet, R & D-nya sudah 2-3 tahun,” lanjut Irwan.

Plakat Penghargaan Forbes untuk Sido Muncul. (30/10/2019)(KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA)

Tidak hanya itu, Sido Muncul siap memproduksi soft capsule yang selama ini biasa diimpor dari luar negeri. Irwan menjelaskan, Sido Muncul mulai merambah pasar luar negeri untuk memasarkan produknya. “Kita sekarang mulai ekspor. Ekspornya ke Filipina, nanti ke Thailand, ke Vietnam. Ini kami sedang mendaftarkan produk kami di sana,” imbuh dia. Naikkan dana kegiatan sosial Kesuksesan Sido Muncul ternyata berbanding lurus dengan dana kegiatan sosial (CSR). Pada 2018 lalu dana CSR Sido Muncul adalah sekitar Rp 25 miliar. “Tahun ini, (dana CSR) bisa naik sampai dua kali lipat sekitar Rp 40 miliar. Tahun depan mungkin sama, sekitar Rp 40-45 miliar,” lanjut dia. Sido Muncul juga telah memberikan bantuan senilai Rp 250 juta untuk masyarakat Agats, Papua di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Bantuan itu merupakan ajakan Uskup Agung Jakarta untuk membantu Keuskupan Agats. “Kami menitipkan bantuan untuk Keuskupan Agats melalui Keuskupan Agung Jakarta,” ujar Irwan di Kantor Keuskupan Agung Jakarta, Rabu (30/10/2019) dikutip dari Kompas.com (31/10/2019). Selain bantuan untuk Agats, Sido Muncul juga pernah memberikan bantuan untuk katarak, rumah singgah untuk kanker, operasi bibir sumbing, dan lansia. “Tahun ini dana CSR sudah hampir habis. Yang penting adalah hati saya senang karena bisa membantu,” kata Irwan.

Sumber :  https://money.kompas.com/read/2019/11/01/191400826/perjalanan-sido-muncul-penjualan-pernah-hanya-rp-800.000-per-bulan?page=all