www.merdeka.com
Jumat, 7 Agustus 2015 13:14
www.merdeka.com
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menjelaskan, pertukaran informasi ini sangat penting mengingat Indonesia bukanlah negara transit barang itu melainkan menjadi negara konsumen.
“Ada dua hal. Bisa tukar informasi, bisa joint corporation. Kan kebanyakan yang masuk di Indonesia yang ditangkap itu kurirnya, sedangkan bosnya di luar negeri. Sehingga kita perlu kerja sama yang baik,” ungkap Badrodin di Rupatama Mabes Polri, JakartaSelatan, Jumat (7/8).
Sedangkan untuk mengantisipasi meluaskan peredaran narkoba di Tanah Air, lanjut Badrodin, pihaknya sudah membicarakan sejumlah konsep dengan kepolisian negara-negara ASEAN saat forum konferensi Aseanapol digelar pada 3-6 Agustus 2015 lalu.
Dalam pembahasan saat itu, katanya, tidak hanya Indonesia, beberapa negara asing juga mengalami hal yang sama terkait peredaran narkoba.
“Kita sudah bicarakan memang enggak hanya Indonesia, banyak negara termasuk Australia, Malaysia, negara negara lainnya di ASEAN menghadapi hal yang sama. Makanya mau enggak mau kita harus kerja sama menangani kasus narkoba,” terang Badrodin.
“Karena itu juga kita harus kerja sama dengan negara lain, seperti transitnya bisa di Malaysia, Hong Kong, Thailand. Kesempatan kemarin, kita bicarakan gimana kita bisa bekerja sama mengurangi dan mempersempit peredaran narkoba,” ujar dia.
Dengan begitu, nantinya bila ada pengguna maupun pengedar narkoba yang melarikan diri dari Indonesia, maka kepolisian bisa minta bantuan polisi di negara asing untuk mendeteksi keberadaan yang bersangkutan.
“Kita minta dilakukan penangkapan,” tutupnya.
More Stories
Protected: Investasi Rempang Eco City Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat
Protected: Ingin Masalah Rempang Happy Ending, Jokowi: Demi Kepentingan Masyarakat Akan Diselesaikan Baik-baik
Protected: Akankah Tomy Winata Menang di Pulau Rempang?