Kamis, 29 Juli 2021 18:31 WIB
JAKARTA – Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki ancaman bencana alam maupun non-alam yang tinggi. Kejadian bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur namun juga berdampak pada lembaga usaha.
Bencana secara nyata mengganggu keberlangsungan bisnis lembaga usaha. Hal tersebut disampaikan Plt Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Harmensyah dalam webinar dengan topik Ketahanan Bisnis: Konsep Dasar dan Penerapannya.
Harmensyah mengatakan, banyak kejadian bencana di Indonesia yang menyebabkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hancur dan sulit untuk pulih kembali. Ketahanan bisnis atau business continuity management (BCM) menjadi sangat penting agar lembaga usaha dapat segera pulih pascabencana.
“Apabila lumpuhnya lembaga usaha akibat bencana tidak segera ditindaklanjuti, maka akan timbul masalah baru yang berkepanjangan. Hasil survei cepat Asian Development Bank menyebut 48,6 persen UMKM di Indonesia menutup usahanya akibat pandemi Covid-19,” katanya dalam pembukaan webinar, Kamis (29/7/2021).
Plt Direktur Kesiapsiagaan BNPB Pangarso Suryotomo mengatakan, masa pandemi ini diperlukan pembaharuan strategi serta perubahan mindset agar lembaga usaha dapat bertahan.
Konsep ketangguhan meliputi bagaimana lembaga usaha melakukan kesiapsiagaan bencana, dapat bertahan saat terjadi bencana, serta pulih dengan cepat atau punya daya lenting yang tinggi setelah terjadinya bencana.
Ia mencontohkan, dalam masa pandemi konsumen lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan serta memilih untuk mengurangi mobilitas dengan tetap di rumah. Menurut Pangarso, digitalisasi proses bisnis menjadi salah satu strategi yang harus dilakukan UMKM saat ini.
Dwiyanto Sumarna, ahli BCM dari Bank Mandiri mengulas implementasi sistem manajemen keberlanjutan usaha. Menurutnya, BCM merupakan kerangka kerja untuk mengidentifikasi dan menyiapkan organisasi dari ancaman potensial internal maupun eksternal.
“Sehingga ketika terjadi ancaman, baik bencana alam maupun non-alam, bisnis tetap dapat berjalan dan pulih dengan cepat,” katanya.
Pada sesi acara, Ketua Umum Artha Graha Peduli Heka Hertanto berbagi pengalaman mengenai upaya-upaya penanganan pandemi dalam perspektif kawasan. Beberapa upaya yang dilakukan pihaknya yaitu pelatihan penanggulangan bencana khususnya Covid-19, membangun rumah sakit lapangan serta latihan simulasi kebencanaan di kawasan SCBD.
Webinar dihadiri 190 peserta dari lembaga usaha, BPBD dan sektor terkait lain merupakan seri pertama diskusi virtual menuju Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022.
Forum Lembaga Usaha PB Indonesia (ForluPBI) bersama BNPB dan USAID menyelenggarakan webinar ini dengan tujuan meningkatkan kapasitas lembaga usaha dalam menghadapi bencana dan membangun bisnis yang berkelanjutan.
Sumber: https://hallomedan.co/read/pentingnya-manajemen-usaha-saat-bencana
More Stories
Artha Graha Peduli Berikan Bibit Ikan ke SDN 01 Ancol, Dukung Ketahanan Pangan dan Makanan Bergizi Gratis
Grand Re-opening Store Electronic City SCBD, Sekaligus Rayakan Perjalanan ke-23 Tahun
Artha Graha Peduli Salurkan Bantuan dan Pendampingan untuk Warga Rempang yang Bayinya Meninggal Akibat Infeksi