November 22, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Paviliun Indonesia di Milan Expo ‘Banjir’ Pujian

Pendiri AGN, Tomy Winata, mengenakan batik kesayangan Didi Petet untuk mengenang dan mengapresiasi budayawan penggagas Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015.

Pendiri AGN, Tomy Winata, mengenakan batik kesayangan Didi Petet untuk mengenang dan mengapresiasi budayawan penggagas Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015.
Pendiri AGN, Tomy Winata, mengenakan batik kesayangan Didi Petet untuk mengenang dan mengapresiasi budayawan penggagas Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015.

www.republika.co.id

Minggu, 01 November 2015, 16:50 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, MILAN — Paviliun Indonesia di ajang pameran dagang dunia paling bergengsi World Expo Milano 2015 resmi ditutup pada Sabtu (31/10). Jumlah pengunjungnya tercatat tembus 4 juta orang. Angka yang fantasitis!

Kepala Media Center Artha Graha Peduli, Akhmad Kusaeni di Jakarta, Ahad (1/11), mengatakan dengan jumlah pengunjung 4 juta orang, Paviliun Indonesia menduduki peringkat ke 8 jumlah pengunjung terbanyak dari 147 negara yang ikut serta di expo yang berlangsung selama enam bulan penuh sejak 1 Mei 2015.  

Di tingkat Asia, Paviliun Indonesia menduduki peringkat 1 disusul oleh Malaysia dengan pengunjung lebih dari 3 juta orang. Semua tercengang, kaget, tidak menyangka, jika Paviliun Indonesia di Milan Expo dikunjungi orang sebanyak itu.

Di awal penyelenggaraan, Milan Expo memprediksi 20 juta orang akan hadir di acara yang diikuti 147 negara selama 6 bulan itu. Kementerian Perdagangan pun menargetkan 2 juta orang (atau 10 persen dari total pengunjung Milan Expo) harus datang ke Paviliun Indonesia.

Hasil catatan terakhir, total 4.000.948 pengunjung masuk ke Paviliun Indonesia. ”Artinya, jumlah pengunjung Paviliun Indonesia lebih dua kali lipat dari yang semula ditargetkan. Tentu saja prestasi dan keberhasilan ini menuai banyak pujian,” katanya.

Itulah kilas balik Paviliun Indonesia, awalnya dicibir, diremehkan, mengecewakan, dan bahkan juga dituding ada korupsi yang harus diinvestigasi oleh pengelola; tapi akhirnya berakhir bagus dan menuai banyak pujian.

Paviliun Indonesia, sebagaimana impian almarhum Didi Petet, penggagasnya, telah menjadi ‘stage of the world’, sebuah panggung Indonesia untuk dunia. Simpatipun datang kepada Didi Petet dan keluarganya.

“Kasihan almarhum awalnya dicaci maki dan dicurigai makan uang. Almarhum sampai tekanan batin, sakit dan meninggal. Sekarang dia dipuji. Subhanallah. RIP Kang Didi. Tuhan ternyata tidak tidur,” begitu sebuah komentar di media sosial setelah publik tahu Paviliun Indonesia yang saat pembukaan di-bully, namun saat penutupan mencapai prestasi dan pencapaian besar.  

Simpati dan kenangan terhadap almarhum Didi Petet kembali menyeruak di malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo. Turut menambah haru ketika Tomy Winata mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet. Kemeja tersebut diberikan istri Didi Petet Uce Sriasih saat berkunjung ke Paviliun Indonesia pertengahan Oktober 2015.

“Saya rasa pencapaian ini enggak lepas dari mimpi beliau. Membawa nama Indonesia di panggung dunia. Mudah-mudahan di alam sana beliau menyaksikan apa yang kita lakukan,” ujar Tomy kepada wartawan.

Selain Didi Petet, nama Tomy Winata dan Artha Graha Peduli serta Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) juga disebut-sebut di media konvensional dan media sosial sebagai penyelenggara Paviliun Indonesia yang sukses menjadi panggung dunia.

Dubes RI untuk Italia, August Parengkuan, mengaku menjadi saksi bahwa “Pak Tommy Winata menjadi kunci keberlanjutan Paviliun Indonesia di Expo Milan ini. Tanpa komitmen AGP, kita bisa dipermalukan di expo ini”.   

August mengaku sangat terharu atas pencapaian Paviliun Indonesia yang dikelola secara bersama oleh KPBN dan Artha Graha. “Walaupun dengan berbagai kesulitan, saya harus mengakui bahwa Artha Graha berperan besar dengan Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN) dalam acara ini,” ujar August saat upacara penutupan.

Sebelumnya, Dubes RI untuk Polandia Peter F Gontha di media sosial mengakui bahwa saat pembukaan memang ternyata semua kosong tidak seperti diharapkan. Didi Petet angkat tangan. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel yang seharusnya ke Turki kembali ke Milan dan rapat mencari jalan keluar.

“Akhirnya Tomy Winata bersedia membantu dengan mengambil alih seluruhnya dengan syarat dia tidak menanggung hutang-hutang yang dibuat oleh DP dkk. Sekarang Paviliun Indonesia sudah jauh lebih baik dan didanai oleh Artha Graha,” begitu kicauan Dubes penggagas Java Jazz itu.

Tokoh pers nasional, Karni Ilyas, juga mengapresiasi dan mengaku salut untuk Artha Graha dan Tomy Winata (TW). “Banyak konglomerat di Indonesia, hanya TW yang berani keluarkan uang puluhan milyar untuk Paviliun Indonesia di Expo Milan,” katanya.

”Paviliun Jepang di Milan dibiayai belasan perusahaan raksasa Jepang. Paviliun Indonesia hanya disponsori Artha Graha Peduli. Salut untuk TW,” ujar pemandu acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne tersebut.

Namun, Tomy Winata tetap rendah hati ketika banyak pihak yang menyampaikan apresiasi dan pujian atas keberhasilan Paviliun Indonesia. Ia membalas SMS-SMS yang dikirim kepadanya dengan pesan berikut:

“Ini semua diawali inisiatif almarhum Didi Petet yang mengajak kerjasama dengan semua anak-anak Indonesia di Milan dengan dukungan penuh dari Kemendag, Kemenko Maritim, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kemenperin, BKPM, Dubes RI di Italia, ITPC, KPBN, para sponsor, PII/PPI Milan, tim AGP/AGN, Erick Thohir dan rekan-rekan Inter Milan. GBU..mohon doa. Tq”.

sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/11/01/nx4rc1257-paviliun-indonesia-di-milan-expo-banjir-pujian