pwrionline.com
Jakarta,pwrionline.com-Kepedulian dan rasa nasionalisme yang tinggi patut diberikan apresiasi kepada para Konglomerat Big Bos pemilik perusahaan-perusahaan berskala Internasional maupun nasional yang turut membangun pembangunan di negara tercinta Republik Indonesia. Mereka sejak masih barangkali kanak-kanak, masa remaja merasakan tinggal dan tumbuh bersama-sama rakyat Indonesia, sehingga terpupuklah rasa kebangsaan dan memiliki negara Indonesia seperti negara mereka, meskipun mereka mempunyai leluhur ada di negara seberang, namun mereka sudah menjadi bagian bangsa dan negara Republik Indonesia.
Berbeda dengan situasi 1998, para taipan kini memiliki komitmen kuat mendukung upaya memperbaiki perekonomian dengan komitmen investasi dan ekspansi bisnis.
Setelah awal pekan ini bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, para pemilik konglomerasi bisnis akan melakukan berbagai langkah bisnis dan aksi korporasi agar perekonomian dapat segera bangkit. Sejumlah taipan yang dihubungi Bisnis mengatakan langkah-langkah yang akan diambil di antaranya tetap melanjutkan ekspansi pabrik dan mempercepat penyelesaian proyek investasi.
Mereka juga mengaku tetap optimistis kegiatan bisnisnya tetap berjalan dan meyakini pemerintah mampu mengatasi pelemahan ekonomi. Para taipan tersebut antara lain Ciputra (pendiri Ciputra Group), Tomy Winata (Bos Artha Graha Group), Mochtar Riady (Chairperson Lippo Group), James Riady (Bos Lippo Group), Alim Markus (Bos Maspion Group), Trihatma Kusuma Haliman (Chairperson Agung Podomoro Group), Iwan Setiawan Lukminto (pemilik Sritex Group) dan Sukanto Tanoto (pemilik Raja Garuda Emas Group).
Sukanto Tanoto mengatakan saat ini adalah momentum yang tepat untuk investasi. “Saya mengatakan hal itu di depan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri serta pengusaha lain di Istana Bogor,” katanya.
Menurut Sukanto, yang terpenting dalam kondisi saat ini adalah harus bersikap tenang masyarakat Indonesia harus bersatu dan jangan panik. Ia meminta kepada masyarakat agar memberi waktu kepada pemerintah untuk bekerja. “All things get done kan memang butuh waktu.”
APRIL Group, katanya, baru saja merealiasikan investasi Rp4 triliun untuk bangun pabrik kertas baru pada semester I tahun ini. Untuk itu, ia mengajak dunia usaha untuk memanfaatkan peluang. “Ini negara besar dan tentu saja potensi masih besar.”
Alim Markus mengatakan Indonesia sedang menyesuaikan diri karena harga komoditas merosot. “Sebagai pengusaha yang berpengalaman, saya harus tetap optimistis,” kata Alim Markus.
Dia juga menyatakan siap membantu negara untuk bangkit dan mendukung penuh upaya pemerintah memperbaiki keadaan. Tomy Winata juga mengaku tetap optimistis dan berharap semua pihak bekerja sama mengatasi persoalan.
“Inilah saatnya kita menyaksikan siapa saja pelaku ekonomi yang berhati dan berjiwa Indonesia secara utuh,” katanya, Rabu malam (26/8). Dia menambahkan semua rencana bisnis Artha Graha Group tetap akan dijalankan dan direalisasikan.
”Nanti, 1 September ada penandatanganan nota kesepahaman proyek pembangunan pabrik baja dan beberapa proyek lain di Banten, Bali dan Jakarta. Begitu izin turun, proyek pasti langsung jalan. Kita tetap kerja keras, hanya menambah ekstra hati-hati.”
Mochtar Riady menyarankan pemerintah segera memberikan insentif dan mengurangi pajak kepada pengusaha lokal, serta jangan membuat kebijakan yang mempersulit pelaku usaha di dalam negeri. “Saya yakin kalau sektor properti bertahan, ekonomi kita juga bisa bertahan.”
James Riady berpendapat tidak ada jalan pintas untuk menghadapi pelemahan ekonomi. Ia melihat pasar over-acting. “Perlu ketenangan dan lebih fokus perhatikan cash flow. Secara makro perlu pemerintah perlu melanjutkan pembenahan sistem, supaya lebih efektif dalam menarik investor.” Ciputra mengatakan pebisnis properti tidak pernah kehilangan peluang meski dalam kondisi yang cukup sulit seperti saat ini. Meski keadaan pasar lesu, Ciputra Group justru akan melakukan ekspansi secara terukur. Pria yang akrab disapa Pak Ci tersebut menjelaskan ekspansi bisnis harus disertai dengan inovasi sembari melakukan konsolidasi.
Dia mengakui pelemahan nilai tukar rupiah dan perlambatan pertumbuhan ekonomi memang membuat industri properti terpukul.
“Pengaruhnya tentu besar karena daya beli menurun. Namun, kita tidak boleh berhenti berinvestasi,” katanya.
Dia juga mengingatkan perlunya pemerintah segera membenahi sejumlah regulasi yang dinilai menghambat kegiatan bisnis.
Senada dengan itu, Trihatma Kusuma Haliman mengatakan Agung Podomoro juga akan mempercepat pengerjaan proyek yang sudah diluncurkan untuk meminimalkan pengeluaran dan pada saat yang sama dapat menyerap banyak tenaga kerja.
“Percepatan penyelesaian proyek diperlukan agar ketika kondisi pasar kembali membaik, perusahaan sudah siap dengan suplai yang cukup,” jelasnya.
Terlebih, katanya, dalam situasi pelemahan ekonomi seperti ini, harga material dan ongkos kontraktor juga ikut turun. “Jadi, kami memilih mempercepat proyek, paling-paling ada sedikit revisi dari pendapatan penjualan,” kata Trihatma. (BI/dbs/MHD)
sumber: http://pwrionline.com/uncategorized/para-taipan-sangat-peduli-dan-mendukung-perekonomian-indonesia-menjadi-stabil/
More Stories
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest
Meriahkan People Fest, Pengunjung Berkesempatan Raih Hadiah dan Produk GulaVit