Minggu, 15 Desember 2019
DAEYEUHKOLOT, AYOBANDUNG.COM — Pendangkalan Sungai Citarum di Dayeuhkolot membuat kolong jembatan di Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung semakin dekat dengan muka air. Berto (43) salah seorang warga Kampung Bolero RT 5 RW 8, Desa Dayeuhkolot mengatakan, pada tahun 1980-an, di kampung tersebut terdapat tambang pasir. “Dulu di sini ada tambang pasir dari Citarum, banyak lalu lalang mobil pengangkut truk di pinggir Citarum,” tutur Berto, Minggu (15/12/2019).
Truk-truk pengangkut pasir biasa lalu lalang di bawah jembatan. Tinggi muka air sungai masih berjarak cukup tinggi di bawah jembatan.
“Dulu kolong jembatan ini bisa masuk truk. Kalau orang dari bawah mau naik ke atas jembatan harus menggunakan tangga,” ujarnya. Namun akibat pendangkalan yang berlangsung lama, kini kolong jembatan Citarum terlihat pendek. Truk yang dulu bisa lalu lalang akan mentok jika harus melewatinya. “Sekarang mah kalau air sedang dangkal saja tinggi jembatannya paling hanya 2 meter,” ujarnya. Tidak hanya itu, rumah yang berada di sekitar bantaran Sungai Citarum juga hampir sejajar dengan tinggi muka air. Akibatnya jika hujan turun, Kampung Bolero selalu tergenang banjir.
Sumber : https://www.ayobandung.com/read/2019/12/15/73233/kolong-jembatan-citarum-ini-ternyata-biasa-dilalui-truk-di-era-80-an
More Stories
Artha Graha Peduli Berikan Bibit Ikan ke SDN 01 Ancol, Dukung Ketahanan Pangan dan Makanan Bergizi Gratis
Artha Graha Peduli Salurkan Bantuan dan Pendampingan untuk Warga Rempang yang Bayinya Meninggal Akibat Infeksi
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan