November 2, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Kawasan Bisnis SCBD Makin Hijau sebagai “Green District”

thumb_20160214_Kawasan_Bisnis_SCBD_Makin_Hijau_sebagai_Green_District

m.wartaekonomi.co.id

Minggu, 14/02/2016 23:41 WIB

WE Online, Jakarta – Kawasan bisnis terpadu Sudirman Central Business District (SCBD) sebagai sebuah superblock di jantung Jakarta telah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan dalam kawasannya seluas 45 ha.

Kawasan bisnis yang dipenuhi gedung pencakar langit ini tampak makin hijau dan memperkokoh citranya sebagai green district. Di dalam kawasan tersebut tidak hanya hijau pada lingkungan semata, tetapi juga dalam penerapan pembangunan keberlanjutan ramah lingkungan yang terus-menerus dikembangkan.

Pihak manajemen SCBD mengakui teknologi tenaga surya sudah diterapkan di gedung perkantoran di kawasan ini sebagai upaya pengurangan penggunaan energi listrik yang berasal dari bahan bakar fosil dalam kegiatan operasionalnya.

Beberapa gedung yang telah terstandardisasi green-building pun ada dalam kawasan niaga SCBD, yaitu pusat perbelanjaan Pacific Place Jakarta yang mendapatkan kategori platinum, yaitu penghargaan tertinggi dari Green Building Council Indonesia (GBCI), ada pula proyek gedung yang sedang dalam tahap konstruksi yang akan menerapkan standar green building seperti Hotel Alila Buva dan gedung-gedung lainnya.

Konsep green building atau pembangunan ramah lingkungan tersebut sudah seharusnya mulai menjadi standar pembangunan di Jakarta agar menjadi aksi nyata dalam upaya mengurangi emisi yang ditargetkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebanyak 26% pada tahun 2020 mendatang.

COP UNFCCC ke-21 yang beberapa waktu digelar di Prancis mengajak dunia untuk lebih peduli terhadap isu pemanasan global sebagai ancaman kehidupan manusia. Indonesia sebagai salah satu paru-paru dunia bersama dengan 195 negara lainnya tetap berkomitmen untuk ikut terlibat peduli dalam usaha penurunan emisi untuk mencegah kenaikan suhu global bumi tidak melebihi dua dejarat celcius.

Konsep pembangunan berkelanjutan yang disuarakan oleh Presiden Jokowi saat ini memasuki arah yang baru dengan mengedepankan penggunaan energi terbarukan. Presiden mengajak pemerintah dan swasta untuk memperhatikan konsep pembangunan hijau di antaranya pembangunan green-building, penggunaan bahan bakar alternatif, serta penggunaan teknologi konservasi energi seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).

Upaya konservasi energi langsung dilakukan oleh negara Indonesia dengan diresmikannya PLTS di Kupang, Nusa Tenggara Timur, oleh Presiden Jokowi pada Bulan Desember 2015 lalu. Upaya ini menjadikan PLTS tersebut sebagai sumber pembangkit listrik terbesar di Indonesia yang memanfaatkan energi matahari.

Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang memiliki luas hutan mencapai 129 juta ha mengupayakan pelestarian hutan melalui konservasi flora dan fauna. Di Indonesia konservasi hutan sebenarnya sudah sejak lama digalakkan secara sinergis antara pemerintah dan pihak swasta, salah satunya konservasi hutan di Ujung Kulon, Lorentz (Papua), Taman Nasional Bukit Barisan Sumatera (TNBBS), Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), serta di Kalimantan.

Pesatnya perekonomian dan jumlah penduduk menjadi masalah tersendiri bagi lingkungan. Peningkatan tersebut mampu memicu kenaikan kebutuhan masyarakat di antaranya, yaitu sumber daya, infrastruktur, dan kebutuhan sosial masyarakat. Kebutuhan energi pada negara berkembang dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup masyarakatnya. Jika tidak disertai dengan pengetahuan maka perilaku masyarakat tersebut akan mendorong peningkatan kebutuhan energi. Sebagai negara berkembang Indonesia sudah saatnya memulai perubahan untuk mengembangkan konservasi energi dan penggunaan energi terbarukan.

Kota Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia yang merupakan pusat bisnis dan ekonomi memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Ibukota Jakarta merupakan kota metropolitan yang memiliki ratusan gedung bertingkat berpotensi menghasilkan emisi, yaitu gas rumah kaca.

Salah satu solusi untuk mengatasi efek rumah kaca tersebut adalah dengan menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, yaitu green-building. Kawasan bisnis terpadu Sudirman Central Business District (SCBD) sebagai sebuah superblock di jantung Jakarta telah menerapkan pembangunan yang ramah lingkungan dalam kawasannya seluas 45 ha.

Penulis/Editor: Cahyo Prayogo

Foto: Istimewa

sumber: http://m.wartaekonomi.co.id/berita90342/kawasan-bisnis-scbd-makin-hijau-sebagai-green-district.html