13 Jul 2015 01:54 WIB
Red: M Akbar
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Heka Hertanto (Praktisi Kebencanaan)
Indonesia kembali lagi diramaikan dengan pemberitaan erupsi gunung berapi. Kali ini datang dari Gunung Raung yang bereaksi. Tapi sadarkah kita, jika negeri ini sesungguhnya termasuk negara yang rawan bencana gunung api? Kerawanan itu bukan tanpa alasan terlahir. Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik.
Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi. Sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa.
Inilah yang membuatnya menjadi sangat berpotensi sekaligus rawan bencana. Sebutlah seperti erupsi gunung api, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. Menurut Badan PBB untuk Strategi Internasional Pengurangan Risiko Bencana (UNISDR), Indonesia merupakan negara yang paling rawan bencana alam di dunia, khususnya dalam hal bencana erupsi gunung api.
Sekarang ini 90 persen dari resiko bencana gunung api terkonsentrasi di lima negara. Indonesia menempati urutan pertama dengan potensi 66 persen. Disusul Filipina (10,6 persen), Jepang (6,9 persen), Meksiko (3,9 persen), Ethiopia (3,9 persen) dan negara-negara lain (8,7 persen).
Jadi, suka atau tidak suka, masyarakat Indonesia sudah ditakdirkan untuk hidup dan tinggal di wilayah gunung api. Ancaman bencana yang diakibatkan meletusnya sebuah gunung tentu sangat nyata. Setiap saat bisa saja datang. Kenyataannya, resiko bencana tersebut justru tidak membuat masyarakat di negeri ini melakukan eksodus dari Tanah Airnya.
Kehidupan sehari-hari harus tetap berjalan. Untuk itu, berusaha hidup harmoni dengan ancaman bencana gunung api justru akan memperkecil dampaknya jika musibah itu benar-benar terjadi. Masyarakat Indonesia harus memiliki pengetahuan dan pemahaman bagaimana mengantisipasi bencana gunung api tersebut.
Erupsi gunung api dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi erupsi maka magma yang ada di dalam gunung api keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat erupsi gunung api antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi.
Alam sebenarnya sudah memberikan tanda-tanda bahwa gunung api tersebut akan erupsi. Tanda-tanda itu biasanya juga muncul ketika sebuah gunung berapi aktif bangun dari tidurnya. Berikut adalah tanda-tandanya.
1. Suhu di sekitar gunung naik
Sebagai suatu tanda aktifnya gunung berapi, akan terjadi kenaikan suhu di sekitar kawasan gunung berapi, biasanya penduduk setempat akan merasa kegerahan. Bahkan di malam hari sekalipun yang semestinya lebih dingin, suasana gerah itu sangat terasa.
Hal ini dikarenakan material super panas dari inti bumi sedang berjalan keluar lewat kawah gunung. Meski material seperti lahar belum disemburkan, biasanya panasnya yang terlebih dahulu bisa dirasakan.
2. Mata air menjadi kering
Akibat hal yang sama pula, mata air di gunung itu biasanya juga kering. Debitnya akan berkurang karena terjadi penguapan akibat panas yang keluar dari inti bumi. Di beberapa kejadian, air yang keluar biasanya juga hangat-hangat kuku. Hal ini disebabkan adanya suhu panas yang kemudian mempengaruhi temperatur air.
3. Sering terjadi gemuruh dan getaran
Tremor atau gempa kecil dalam jumlah banyak biasanya juga terjadi sebelum sebuah gunung meletus. Hal ini dikarenakan material dari inti bumi yang terus terdesak untuk keluar dari kawah gunung.
Material yang bergerak ini mengeluarkan suara bergemuruh. Jika gerakannya kuat, akan disertai getaran.
4. Tumbuhan layu
Akibat panas yang mempengaruhi suhu sekitar gunung, tumbuhan yang ada di gunung berapi biasanya juga akan menggugurkan daunnya. Bahkan, ada beberapa pepohonan yang mati layu. Hal ini dikarenakan cadangan air yang tersimpan di tanah mengering atau berkurang drastis. Padahal, air adalah komponen penting tumbuhan untuk tetap hidup.
5. Hewan mulai migrasi
Beberapa hewan juga memiliki insting tajam dalam mengetahui suatu bencana. Tepat sebelum bencana itu terjadi, hewan-hewan ini akan berpindah tempat. Sementara, bagi yang tidak bisa berpindah, seperti hewan ternak, akan mengeluarkan gelagat kegelisahan.
Perpindahan burung menghindari hutan di gunung dalam jumlah banyak biasanya jadi penanda awal akan terjadinya erupsi gunung berapi. Salah satunya berpindahnya kawanan elang dari sekitar kawasan gunung Merapi dalam jumlah besar ke Jawa Timur adalah pertanda erupsi gunung Merapi tahun 2010. Selain itu, beberapa hewan di darat juga akan turun gunung sebelum adanya erupsi. Ini pernah terjadi sebelum erupsi gunung Merapi pada 2010, sekawanan kera sudah turun sampai daerah Kaliurang.
Bersambung…
sumber: https://www.republika.co.id/berita/nre1vi/indonesia-di-tengah-ancaman-gunung-berapi-1
More Stories
Artha Graha Peduli Berikan Bibit Ikan ke SDN 01 Ancol, Dukung Ketahanan Pangan dan Makanan Bergizi Gratis
Artha Graha Peduli Salurkan Bantuan dan Pendampingan untuk Warga Rempang yang Bayinya Meninggal Akibat Infeksi
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan