November 5, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Grup Artha Graha gandeng Taiwan

industri.kontan.co.id

Rabu, 02 September 2015 | 11:03 WIB

JAKARTA. Artha Graha Network benar-benar mulai merealisasikan mimpi masuk bisnis manufaktur baja. Pada Selasa (1/9) kemarin, melalui anak perusahaan bernama PT Artha Metal Sinergi, grup usaha ini meneken nota kesepahaman dengan China Steel Corporation, perusahaan baja asal Taiwan untuk membangun pabrik.

Artha Metal dan China Steel berencana membikin pabrik baja yang terintergasi, dari hulu hingga hilir. Kedua perusahaan akan memulai pembangunan tahap pertama dengan membangun pabrik  baja hilir berupa baja konstruksi. Selanjutnya, barulah mereka masuk ke tahap pembangunan baja hulu.

Berdasarkan siaran pers Artha Metal yang diterima KONTAN, Chief Executive Officer PT Artha Metal Sinergi Felix Effendi bilang, saat ini perusahaannya dan China Steel telah membentuk tim untuk melakukan analisis pasar dan lokasi pembangunan. Studi kelayakan tersebut dijadwalkan selesai sebelum akhir 2015 ini. “Perusahaan kami berencana menjadi pemain utama di Indonesia,” ujar Felix, dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (1/9).

Apabila pabrik sudah berdiri, Artha Metal berencana akan fokus menggarap pasar dalam negeri. Alasan perusahaan yang menjadi bagian dari Grup Artha Graha tersebut adalah kebutuhan baja dalam negeri yang masih berpotensi tumbuh pesat. Ini berangkat dari proyeksi katalis positif sebagai imbas rencana pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah.

Mengutip data Kementerian Perindustrian, Felix menyatakan, kebutuhan baja meningkat tajam dari 7,4 juta ton pada 2009 menjadi 12,7 juta ton pada 2014. Lalu, proyeksi kebutuhan baja tahun ini sekitar 16 juta ton dan proyeksi kebutuhan baja pada 2020  bisa mencapai 27 juta ton.

Namun, saat ini sekitar setengah kebutuhan baja dalam negeri diisi oleh baja impor. “Jadi kami bangun pabrik baja untuk penuhi kebutuhan Indonesia,” alasan Felix.

Berdasarkan informasi berbeda yang dilansir oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kepada pers Selasa (1/9), diketahui jika Artha Metal dan China Steel meneken kerjasama bernilai investasi US$ 500 juta.

Dana itu untuk membikin pabrik berkapasitas produksi 1 juta ton baja per tahun. Pembangunan pabrik penggilingan baja tersebut akan mulai dibangun pada pertengahan tahun 2016.

Investasi US$ 6 miliar

Namun nilai investasi itu belum mencakup semua total investasi berkelanjutan alias multi years. Seperti yang juga disampaikan manajemen Artha Metal tadi, perusahaan itu akan membikin pabrik dalam beberapa tahap.

Nah, pasca membangun pabrik baja hilir berkapasitas 1 juta ton per tahun tersebut, Artha Metal akan kembali berinvestasi pada tahun 2020. Artha Metal akan menggarap industri baja hulu dengan tujuan meningkatkan total produksi baja hilir. Target mereka adalah mengerek kapasitas produksi baja hilir menjadi 5 juta ton per tahun. Lalu, menjadi 10 juta ton per tahun.

Menteri Perindustrian Saleh Husin, yang juga turut hadir dalam acara penandatangan nota kesepahaman antara Artha Metal dan China Steel membeberkan, Artha Metal akan membagi pembangunan dalam tiga tahap. Lokasinya di Pulau Jawa. “Nilai total investasi bisa mencapai US$ 6 miliar sampai tahap tiga itu,” terang Saleh kepada KONTAN, Selasa (1/9), di sela-sela acara pameran Kosmetik dan Jamu di kantor Kementerian Perindustrian.

Namun, hanya sebatas itu Saleh tahu tentang rencana bisnis Artha Metal. Dia mengaku tak tahu detail bisnis yang disusun perusahaan milik taipan Tomy Winata itu.               

Editor: Havid Vebri.
sumber: http://industri.kontan.co.id/news/grup-artha-graha-gandeng-taiwan