Posted on March 19, 2020 at 9:30 AM
Jumlah kematian akibat wabah virus corona baru di Indonesia telah melonjak menjadi 19 korban jiwa hingga Rabu (18/3). Meski Malaysia masih mencatat jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia melaporkan tingkat kematian tertinggi akibat penyakit COVID-19 di kawasan ASEAN hingga kini.
“Jumlah total pasien COVID-19 yang telah meninggal karena penyakit hingga 18 Maret pukul 12 siang adalah 19,” tutur juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan wabah virus corona baru Achmad Yurianto kepada awak pers pada Rabu (18/3) sore.
Sebanyak 19 korban jiwa itu berarti Indonesia kini telah mencatat jumlah kematian tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara yang terkena pandemi sampai saat ini.
Indonesia hingga Rabu (18/3) melaporkan 14 kematian terbanyak akibat infeksi virus corona baru, menjadikannya negara Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi. Korban jiwa akibat penyakit COVID-19 di Nusantara kini berada di angka 19, disusul oleh Filipina dengan 14 kematian sejauh ini.
Posted on March 19, 2020 at 9:30 AM
FacebookTwitterWhatsAppLineTelegramFacebook MessengerEmail
Jumlah kematian akibat wabah virus corona baru di Indonesia telah melonjak menjadi 19 korban jiwa hingga Rabu (18/3). Meski Malaysia masih mencatat jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia melaporkan tingkat kematian tertinggi akibat penyakit COVID-19 di kawasan ASEAN hingga kini.
“Jumlah total pasien COVID-19 yang telah meninggal karena penyakit hingga 18 Maret pukul 12 siang adalah 19,” tutur juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan wabah virus corona baru Achmad Yurianto kepada awak pers pada Rabu (18/3) sore.
Sebanyak 19 korban jiwa itu berarti Indonesia kini telah mencatat jumlah kematian tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara yang terkena pandemi sampai saat ini.
Indonesia hingga Rabu (18/3) melaporkan 14 kematian terbanyak akibat infeksi virus corona baru, menjadikannya negara Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi. Korban jiwa akibat penyakit COVID-19 di Nusantara kini berada di angka 19, disusul oleh Filipina dengan 14 kematian sejauh ini.
Baca Juga: Bagaimana Vietnam Belajar dari Kesalahan China Soal Corona?
ADVERTISEMENT
The Jakarta Post melaporkan, hingga Selasa (17/3), Malaysia telah mencatat infeksi COVID-19 terbanyak di antara negara-negara anggota ASEAN dengan 673 kasus yang dikonfirmasi, tetapi hanya mencatat dua kematian. Filipina mencatat 14 kematian dengan 187 kasus infeksi, sementara Thailand mencatat satu kematian dengan 177 kasus dikonfirmasi. Singapura, sementara itu, mencatat 266 kasus infeksi tetapi tidak ada kematian hingga Selasa.
Lonjakan jumlah kematian kali ini terjadi karena sejumlah rumah sakit tidak melaporkan kematian selama 12-17 Maret 2020, menurut Yurianto.
“Kami telah memeriksa kembali kasus-kasus ini pagi ini dan berkoordinasi dengan semua rumah sakit yang merawat para pasien. Kami telah memperbarui data,” tuturnya dalam jumpa pers.
Ibu kota Indonesia, Jakarta memiliki jumlah kematian tertinggi sejauh ini yaitu 12, sedangkan Jawa Tengah telah melaporkan dua kematian. Lima provinsi lainnya di Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara masing-masing mencatat satu kematian, tambahnya.
Dilansir dari The Straits Times, jumlah kasus yang dikonfirmasi juga melonjak menjadi 227, dengan 55 kasus baru, peningkatan infeksi baru sebanyak satu hari sejak Indonesia mengumumkan dua kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Lebih lanjut, Yurianto mengatakan kasus-kasus baru yang kenaikannya dia sebut sebagai “lompatan signifikan” sebagian besar berasal dari ibu kota Jakarta (30 kasus), diikuti oleh Jawa Barat (12 kasus) dan Banten (4 kasus). Kasus yang telah dikonfirmasi lainnya ditemukan di provinsi lain seperti Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Utara, Riau, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur.
“Meskipun jumlah kasus yang dikonfirmasi semakin meningkat, kami juga dapat mengonfirmasi 11 orang telah pulih dari penyakit dan rumah sakit telah mengizinkan mereka untuk pulang,” tandas Yurianto.
Achmad Yurianto, yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus yang dikonfirmasi kemungkinan akan “melompat secara signifikan” dalam beberapa hari ke depan karena pihak berwenang meningkatkan intensitas upaya penelusuran kontak dan orang-orang sekarang lebih waspada akan pandemi sehingga lebih mungkin untuk meminta diuji secara mandiri.
Indonesia, negara terpadat keempat di dunia dengan sekitar 267 juta orang, hingga Selasa (17/3) telah menguji lebih dari 2.300 sampel dari orang-orang yang diduga terinfeksi oleh virus corona baru.
Selain 132 rumah sakit rujukan di seluruh negeri, pemerintah Indonesia telah menunjuk 109 rumah sakit militer, 53 rumah sakit polisi, dan 65 rumah sakit BUMN untuk merawat pasien COVID-19.
Posted on March 19, 2020 at 9:30 AM
FacebookTwitterWhatsAppLineTelegramFacebook MessengerEmail
Jumlah kematian akibat wabah virus corona baru di Indonesia telah melonjak menjadi 19 korban jiwa hingga Rabu (18/3). Meski Malaysia masih mencatat jumlah kasus terkonfirmasi terbanyak di Asia Tenggara, Indonesia melaporkan tingkat kematian tertinggi akibat penyakit COVID-19 di kawasan ASEAN hingga kini.
“Jumlah total pasien COVID-19 yang telah meninggal karena penyakit hingga 18 Maret pukul 12 siang adalah 19,” tutur juru bicara pemerintah Indonesia untuk penanganan wabah virus corona baru Achmad Yurianto kepada awak pers pada Rabu (18/3) sore.
Sebanyak 19 korban jiwa itu berarti Indonesia kini telah mencatat jumlah kematian tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara yang terkena pandemi sampai saat ini.
Indonesia hingga Rabu (18/3) melaporkan 14 kematian terbanyak akibat infeksi virus corona baru, menjadikannya negara Asia Tenggara dengan jumlah kematian tertinggi. Korban jiwa akibat penyakit COVID-19 di Nusantara kini berada di angka 19, disusul oleh Filipina dengan 14 kematian sejauh ini.
Baca Juga: Bagaimana Vietnam Belajar dari Kesalahan China Soal Corona?
ADVERTISEMENT
The Jakarta Post melaporkan, hingga Selasa (17/3), Malaysia telah mencatat infeksi COVID-19 terbanyak di antara negara-negara anggota ASEAN dengan 673 kasus yang dikonfirmasi, tetapi hanya mencatat dua kematian. Filipina mencatat 14 kematian dengan 187 kasus infeksi, sementara Thailand mencatat satu kematian dengan 177 kasus dikonfirmasi. Singapura, sementara itu, mencatat 266 kasus infeksi tetapi tidak ada kematian hingga Selasa.
Lonjakan jumlah kematian kali ini terjadi karena sejumlah rumah sakit tidak melaporkan kematian selama 12-17 Maret 2020, menurut Yurianto.
“Kami telah memeriksa kembali kasus-kasus ini pagi ini dan berkoordinasi dengan semua rumah sakit yang merawat para pasien. Kami telah memperbarui data,” tuturnya dalam jumpa pers.
Ibu kota Indonesia, Jakarta memiliki jumlah kematian tertinggi sejauh ini yaitu 12, sedangkan Jawa Tengah telah melaporkan dua kematian. Lima provinsi lainnya di Bali, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Utara masing-masing mencatat satu kematian, tambahnya.
Dilansir dari The Straits Times, jumlah kasus yang dikonfirmasi juga melonjak menjadi 227, dengan 55 kasus baru, peningkatan infeksi baru sebanyak satu hari sejak Indonesia mengumumkan dua kasus pertama pada 2 Maret 2020.
Lebih lanjut, Yurianto mengatakan kasus-kasus baru yang kenaikannya dia sebut sebagai “lompatan signifikan” sebagian besar berasal dari ibu kota Jakarta (30 kasus), diikuti oleh Jawa Barat (12 kasus) dan Banten (4 kasus). Kasus yang telah dikonfirmasi lainnya ditemukan di provinsi lain seperti Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Utara, Riau, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur.
“Meskipun jumlah kasus yang dikonfirmasi semakin meningkat, kami juga dapat mengonfirmasi 11 orang telah pulih dari penyakit dan rumah sakit telah mengizinkan mereka untuk pulang,” tandas Yurianto.
Achmad Yurianto, yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kasus yang dikonfirmasi kemungkinan akan “melompat secara signifikan” dalam beberapa hari ke depan karena pihak berwenang meningkatkan intensitas upaya penelusuran kontak dan orang-orang sekarang lebih waspada akan pandemi sehingga lebih mungkin untuk meminta diuji secara mandiri.
Indonesia, negara terpadat keempat di dunia dengan sekitar 267 juta orang, hingga Selasa (17/3) telah menguji lebih dari 2.300 sampel dari orang-orang yang diduga terinfeksi oleh virus corona baru.
Selain 132 rumah sakit rujukan di seluruh negeri, pemerintah Indonesia telah menunjuk 109 rumah sakit militer, 53 rumah sakit polisi, dan 65 rumah sakit BUMN untuk merawat pasien COVID-19.
Baca Juga: Pasar Jatuh Akibat Corona, Picu Ketakutan akan Resesi Global
Sementara itu, tiga rumah sakit swasta telah berkomitmen untuk mengerahkan sekitar 300 tempat tidur untuk merawat pasien COVID-19, tegas Achmad.
Indonesia juga telah mengumumkan akan menangguhkan pengaturan bebas visa dan visa berdasarkan kedatangan selama satu bulan mulai Jumat, 20 Maret 2020 sebagai upaya untuk menahan penyebaran virus. Langkah ini akan mengharuskan semua orang asing termasuk turis, pebisnis, dan diplomat untuk mengajukan visa di perwakilan Indonesia di luar negeri sebelum melakukan perjalanan ke Tanah Air.
Menurut catatan The Straits Times, Indonesia juga telah melarang masuk dan transit warga negara asing yang telah berada di Iran dan tujuh negara di Eropa yakni Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Swiss, Vatikan, dan Inggris dalam 14 hari terakhir. Pembatasan perjalanan sebelumnya bagi wisatawan dari China serta Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do di Korea Selatan juga masih tetap berlaku.
https://www.matamatapolitik.com/corona-indonesia-kematian-naik-19-jiwa-tertinggi-di-asia-tenggara-news/
More Stories
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest