November 23, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Bos Artha Graha Kenakan Kemeja Batik Kesayangan Maestro Didi Petet Pada Penutupan Milan Expo 2015

(Foto : dtk/dbs/red) Dalam pandangan almarhum Didi Petet, World Expo Milan begitu berharga sehingga Indonesia tidak boleh mengabaikannya. “Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,” katanya. Dan kenangan terhadap almarhum Didi Petet kembali menyeruak di malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo, Jum’at (30/10). Turut menambah haru ketika Tomy Winata Pendiri Artha Graha Group yang mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet.

(Foto : dtk/dbs/red) Dalam pandangan almarhum Didi Petet, World Expo Milan begitu berharga sehingga Indonesia tidak boleh mengabaikannya. “Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,” katanya. Dan kenangan terhadap almarhum Didi Petet kembali menyeruak di malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo, Jum’at (30/10). Turut menambah haru ketika Tomy Winata Pendiri Artha Graha Group yang mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet.
(Foto : dtk/dbs/red) Dalam pandangan almarhum Didi Petet, World Expo Milan begitu berharga sehingga Indonesia tidak boleh mengabaikannya. “Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,” katanya. Dan kenangan terhadap almarhum Didi Petet kembali menyeruak di malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo, Jum’at (30/10). Turut menambah haru ketika Tomy Winata Pendiri Artha Graha Group yang mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet.

berita360.com

Senin, 02 Nopember 2015 | 11:08 WIB

Milan, Italia. Berita360.com – Sejarah pendirian Paviliun Indonesia di World Expo Milan 2015 tidak terlepas dari tangan dinginnya sang Maestro (Alm) Didi Petet yang kita kenal seorang Seniman dan Budayawan Indonesia, Almarhum Didi Petet ingin keikutsertaan Indonesia di World Expo Milan 2015 menjadi panggung Indonesia di dunia internasional. Pameran akbar dunia yang diselenggarakan lima tahun sekali ini adalah ajang Internasional yang bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kekayaan dari negara-negara di dunia.

Setiap negara diharuskan membuat sebuah paviliun sebagai stand resmi yang dibuat seunik dan sebagus mungkin untuk mewakili kelebihan negaranya masing-masing. Hal ini disampaikan oleh Widharma Raya Dipodiputro selaku ketua KPBN saat ini.

Dalam pandangan almarhum Didi Petet, World Expo Milan begitu berharga sehingga Indonesia tidak boleh mengabaikannya. “Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,”katanya. Kenangan terhadap almarhum Didi Petet kembali menyeruak di malam penutupan Paviliun Indonesia Milan Expo, Jum’at (30/10). Turut menambah haru ketika Tomy Winata Pendiri Artha Graha Group yang mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet. Seorang seniman akan tetap hidup dalam setiap karya yang diciptakannya. Terima kasih untuk semua senyum tawa dan kenangan yang kau berikan Selamat jalan Maestro.

Enam bulan sudah Paviliun Indonesia berdiri di ajang Milan World Expo 2015. Dengan segala kontroversinya, Paviliun Indonesia berhasil menyedot masuk hampir 4 juta pengunjung. Mereka berkeliling ruangan, menghirup wangi rempah, menikmati alunan suara angklung dan merasakan lezatnya nasi goreng dan sate ayam.

Adalah almarhum Didi Petet, sosok di balik terselenggaranya Paviliun Indonesia. Maka tak heran, di syukuran jelang penutupan Paviliun Indonesia, Jumat (30/10) malam, puluhan mata berkaca-kaca mengingat jasa sang seniman yang meninggal dunia bulan Mei 2015 lalu, hanya beberapa hari setelah Paviliun Indonesia resmi dibuka.

Tak terkecuali Tomy Winata yang hadir mengenakan kemeja batik kesayangan Didi Petet.
“Saya rasa pencapaian ini enggak lepas dari mimpi beliau. Membawa nama Indonesia di panggung dunia. Mudah-mudahan di alam sana beliau menyaksikan apa yang kita lakukan,” ujarnya.
Menurut Tomy yang lewat group Artha Graha menjadi sponsor utama Paviliun Indonesia, kemeja tersebut diberikan istri Didi Petet Uce Sriasih saat berkunjung ke Paviliun Indonesia pertengahan Oktober 2015.

“Ada kenang-kenangan dari keluarga yang merupakan barang kesayangan. Beliau titip pesan, mudah-mudahan saya berkenan memakai. Saya bilang, pada acara selamatan penutupan pasti saya pakai,” ujar Pengusaha Nasional Pemilik Group Artha Graha
Keberanian Didi Petet mengajukan diri sebagai pengelola Paviliun Indonesia, di saat pemerintah menolak menggelontorkan dana, perlu diapresiasi. Dari 147 negara yang ikut ajang pameran kelas dunia ini, hanya Indonesia dan Amerika Serikat yang tidak menggunakan dana negara dalam penyelenggarannya. “Bagi Mas Didi Petet, ajang ini seperti panggilan untuk mengabdi pada negara,” tutur Direktur Paviliun Indonesia Budiman Muhammad.

Puluhan anak bangsa yang enam bulan kerja keras mengelola Paviliun Indonesia juga perlu diacungi jempol. Tak henti mereka memutar otak, bagaimana caranya bisa menarik sebanyak-banyaknya pengunjung ke dalam paviliun. Bagaimana pengunjung yang hadir dapat menerima suguhan apik. Bagaimana pengunjung dapat terkesan sehingga nama Indonesia harum dan ada niatan mereka untuk berkunjung ke tanah air dan menghasilkan devisa.

Hampir 90 karyawan Artha Graha diterbangkan bergiliran dari Jakarta ke Milan. Mereka ditugaskan menjalankan operasional paviliun Indonesia. Ada yang menetap selama dua bulan, ada juga yang lebih dari enam bulan belum menginjakkan kaki kembali ke Indonesia.

Yenny Wahid, putri Presiden RI ke-4, KH. Abdurahman Wahid yang juga Direktur Wahid Institute, juga mengapresiasi kerja keras mereka. “Paviliun Indonesia dengan segala kehebohan awalnya berkat kegigihan akhirnya menjadi sukses. Sebetulnya ini adalah simbol dari keuletan bangsa Indonesia. Ketika nama bangsa terancam, kita bangkit untuk membela. Bangkit,” ujarnya.
Yenny Wahid mengaku hadir di acara untuk memberikan support terhadap semua yang terlibat menyukseskan Paviliun Indonesia. Turut hadir juga di acara tersebut Duta Besar Indonesia untuk Italia August Parengkuan, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak, mantan Kepala BNN yang juga Dewan Pelindung Artha Graha Gorris Mere, dan seniman sekaligus pendiri Museum Rekor Indonesia Jaya Suprana. Awalnya Menteri Perdagangan Thomas T Lembong dijadwalkan hadir. Namun Mendag membatalkannya pada H-1 karena ada pertemuan mendadak dengan Presiden Jokowi.(dtk/dbs/Red)

sumber: http://berita360.com/mobile/news-51578-bos-artha-graha-kenakan-kemeja-batik-kesayangan-maestro-didi-petet-pada-penutupan-milan-expo-2015.html