Sabtu, 17 Oktober 2020 | 17:01 WIB
Fotokita.net – Blak-blakan ingin ikut Pilpres 2024, ternyata pundi-pundi harta Gatot Nurmantyo tambah gemuk sebelum pensiun, karena dekat dengan kepala naga?
Karier Gatot Nurmantyo selama bertugas di militer terbilang sangat cemerlang. Ia merupakan jebolan Akmil angkatan tahun 1982.
Dinas pertamanya yakni menjadi pasukan infantri di baret hijau Kostrad.
Selama beberapa tahun, Gatot dikirim ke Papua sebagai Komandan Kodim, antara lain Dandim 1707 Merauke, kemudian Dandim 1701 Jayapura. Jabatan teritorial lainnya yakni Komandan Korem Suryakencana dan Panglima Kodam Brawijaya.
Kariernya terus menanjak hingga menjadi menjadi Gubernur Akmbil pada tahun 2010.
Kerja kerasnya mengantarkannya menjadi orang nomor satu di TNI AD, lalu Panglima TNI di usia 55 tahun.
Dalam wawancara bertajuk ‘Manuver Jenderal Gatot’ bersama Karni Ilyas, mantan Panglima TNI ini mengatakan sah-sah saja jika dirinya berkeinginan maju sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Hanya saja, keinginan itu harus dipendamnya di tengah situasi sulit yang mendera Indonesia saat ini.
Saat itu Karni Ilyas menanyakan apakah berkeinginan menjadi calon presiden 2024 melalui Koalisi Akasi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
“Hal itu sah-sah saja kalau saya punya keinginan,” ujar Gatot, Jumat (16/10/2020) malam.
Tapi, menurut Gatot, situasi Indonesia saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam wawancara bertajuk ‘Manuver Jenderal Gatot’ bersama Karni Ilyas, mantan Panglima TNI ini mengatakan sah-sah saja jika dirinya berkeinginan maju sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Hanya saja, keinginan itu harus dipendamnya di tengah situasi sulit yang mendera Indonesia saat ini.
Saat itu Karni Ilyas menanyakan apakah berkeinginan menjadi calon presiden 2024 melalui Koalisi Akasi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
“Hal itu sah-sah saja kalau saya punya keinginan,” ujar Gatot, Jumat (16/10/2020) malam.
Tapi, menurut Gatot, situasi Indonesia saat ini tengah fokus menghadapi pandemi Covid-19.
Baca Juga: Bak Disambar Geledek, Namanya Bikin Geger Lagi Karena Film G30S/PKI, Ternyata Gatot Nurmantyo Akui Bertemu Setya Novanto Hingga Minta Lakukan Hal Ini
Maka tidak etis baginya jika sudah memikirkan akan maju sebagai calon presiden 2024, apalagi dengan menjadikan KAMI sebagai partai politik.
“Situasi bangsa seperti ini, menghadapi dua permasalahan yang sama-sama berat.”
“Dan belum menemukan cara pasti untuk selamat dari dua ini, terus saya punya potensi, dan teman-teman punya preferensi, berpikir untuk 2024 saya katakan itu tidak etis,” tutur Gatot.
Gatot berpandangan, biarlah KAMI berjalan sebagai gerakan moral masyarakat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen bangsa, yang tujuannya tidak lain untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
“Biarlah setelah ini berjalan, nanti kita berpikiran lagi.”
“Tapi ini dulu yang kita presentasikan, untuk bangsa dulu,” tutur Gatot.
Gatot menegaskan akan keluar dari KAMI jika menjadi partai politik.
Gatot menerangkan KAMI dibentuk dengan tujuan gerakan moral masyarakat Indonesia, terutama untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
” Saya ulangi bahwa KAMI ini adalah kumpulan orang-orang yang berdasarkan moral.”
Gatot berpandangan, biarlah KAMI berjalan sebagai gerakan moral masyarakat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen bangsa, yang tujuannya tidak lain untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
“Biarlah setelah ini berjalan, nanti kita berpikiran lagi.”
“Tapi ini dulu yang kita presentasikan, untuk bangsa dulu,” tutur Gatot.
Gatot menegaskan akan keluar dari KAMI jika menjadi partai politik.
Gatot menerangkan KAMI dibentuk dengan tujuan gerakan moral masyarakat Indonesia, terutama untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
“Saya ulangi bahwa KAMI ini adalah kumpulan orang-orang yang berdasarkan moral.”
Baca Juga: Bukan Jenderal, Siapa Sangka Polisi yang Tak Punya Jabatan Penting Ini Punya Kekayaan Fantastis Rp 141,2 Triliun
“Jadi kalau politik itu berjuang untuk berkuasa, kalau KAMI berjuang untuk sebuah nilai,” tuturnya.
KAMI tidak akan menjadi partai politik. Sebab, ucap Gatot, akan mengkhianati masyarakat yang tergabung dalam KAMI.
“Kalau ini menjadi partai, maka saya tegaskan di sini bahwa orang-orang KAMI, deklarator KAMI, presidium KAMI adalah mengkhianati kepercayaan rakyat,” paparnya.
Gatot memastikan Presidium KAMI, yakni dirinya dan Din Syamsuddin, akan keluar dari KAMI jika menjadi partai politik.
“Saya ulangi, kalau KAMI ini berubah menjadi partai, catat semua masyarakat, bahwa deklarator apalagi presidium KAMI adalah mengkhianati kepercayaan rakyat yang bergabung dengan KAMI,” tutur Gatot.
“Dan yang pertama kali akan ke luar, saya akan keluar, Prof Din akan keluar, pasti itu.”
“Karena tujuan KAMI bukan itu, hanya nilai-nilai saja,” sambungnya.
Puluhan tahun berkarier di militer hingga pensiun sebagai purnawirawan dengan pangkat Jenderal TNI, berapa kekayaan Gatot Nurmantyo?
Dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN), Gatot Nurmantyo terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada tahun 2018 atau di akhir masa jabatannya sebagai Panglima TNI.
Total kekayaan yang dilaporkannya yakni sebesar Rp 26,68 miliar atau tepatnya Rp 26.683.257.860.
Kekayaannya naik sangat siginfikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Di tahun 2010 saat menjabat sebagai Gubernur Akmil, harta kekayaan yang dilaporkannya yakni sebesar Rp 7,19 miliar.
Lalu berselang lima tahun kemudian atau pada tahun 2015 saat menjadi Kepala Staf TNI AD, aset yang dilaporkannya naik menjadi Rp 13,9 miliar.
Sebagaimana profil pejabat negara lainnya, harta kekayaan terbesar disumbang dari aset properti senilai Rp 15,43 miliar.
Gatot diketahui memiliki 17 bidang tanah dan bangunan, terbanyak berada di Bogor dan Jakarta.
Tanah lainnya tersebar di berbagai daerah antara lain Solo, Klungkung, Depok, Sukabumi, dan Maluku Tengah.
Untuk kendaraan dan mesin, Gatot melaporkan kepemilikan atas 3 kendaraan roda empat antara lain Toyota Harrier Jeep tahun 2001 dengan taksiran nilai Rp 120 juta, Toyota Alphard tahun 2006 senilai Rp 385 juta, dan Toyota Kijang tahun 1996 senilai Rp 40 juta.
Semua aset tanah dan bangunan serta kendaraan milik Gatot diklaim merupakan hasil sendiri alias bukan dari hasil warisan ataupun hibah.
Selanjutnya, Gatot juga melaporkan kekayaan lain berupa harta bergerak lain senilai Rp 46 juta, kemudian kas dan setara kas dengan nilai cukup besar yakni Rp 10,65 miliar.
Dalam laporan LHKPN, Gatot Nurmantyo mengaku tidak memiliki hutang sama sekali.
Sebelum pensiun dari TNI, Gatot Nurmantyo sendiri sempat memgungkapkan keinginannya untuk fokus berbisnis peternakan dan pertanian.
“Saya mulai belajar beternak, sama berkebun. (ternak) ayam, ayam petelur,” ujar Gatot dikutip dari Tribunnews.
Bukan sekali ini, sosok Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo jadi sorotan.
Apabila kita masih ingat, jelang Pilpres 2019, Gatot Nurmantyo juga jadi omongan publik lantaran blak-blakan mengakui bersahabat dekat dengan pengusaha yang kerap dituding sebagai salah satu mafia bisnis di Indonesia, Tomy Winata.
Dalam laporan LHKPN, Gatot Nurmantyo mengaku tidak memiliki hutang sama sekali.
Sebelum pensiun dari TNI, Gatot Nurmantyo sendiri sempat memgungkapkan keinginannya untuk fokus berbisnis peternakan dan pertanian.
“Saya mulai belajar beternak, sama berkebun. (ternak) ayam, ayam petelur,” ujar Gatot dikutip dari Tribunnews.
Bukan sekali ini, sosok Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo jadi sorotan.
Apabila kita masih ingat, jelang Pilpres 2019, Gatot Nurmantyo juga jadi omongan publik lantaran blak-blakan mengakui bersahabat dekat dengan pengusaha yang kerap dituding sebagai salah satu mafia bisnis di Indonesia, Tomy Winata.
Seperti dikutip dari TEMPO.co, Gatot Nurmantyo mengakui kedekatannya dengan pengusaha Artha Graha Group Tomy Winata. Gatot menceritakan sejarah hubungan mereka, yang sudah puluhan tahun itu, ketika mantan Panglima TNI itu baru berkarir sebagai tentara.
Gatot Nurmantyo mengenal Tomy Winata setelah dikenalkan Jenderal Edi Sudradjat, Panglima ABRI yang juga Menteri Pertahanan dan Keamanan era Presiden Soeharto.
“Orang bilang, ‘Wah, Pak Gatot dekat sama TW.’ Memang iya. Saya tidak pernah malu karena saya tahu benar komitmen dia. ” kata Gatot saat mengunjungi Kantor TEMPO, Selasa 27 Maret 2018.
Gatot melihat pertemanan dengan Tomy punya sejarah berarti. Bagaimana pun, menurut Gatot, ia dan Tomy berada dalam satu kedekatan yang sama dengan Edi Sudrajat. “Saya dan dia, sama-sama kader yang dibentuk oleh Pak Edi” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini. ” Saya yakin, persahabatan saya dengan dia (Tomy Winata) melebihi yang lain. ”
Menurut Gatot, meski dekat dengan Tomy, ia tak mau memanfaatkan kedekatan untuk yang lain-lain. “Yang jelas, saya pun tidak pernah berutang sama dia, saya tidak pernah menengadahkan tangan sama dia,” kata Gatot lagi.
Kepada Majalah TEMPO, Tomy membenarkan kedekatannya dengan Gatot. Ia bahkan mengundang Gatot melepas seekor anak harimau di Tambling WIldlife Nature Conservation di Pesisir Barat, Lampung, pada Juni 2017.
“Kehadiran Pak Gatot di sana sebagai kawan saya,” kata Tomy dalam Majalah TEMPO edisi 2-8 April 2018. Kedekatan inilah yang menimbulkan spekulasi bahwa Tomy bakal menjadi salah satu penopang dana jika Gatot berniat maju dalam Pemilihan Presiden 2019.
Gatot pun tak mengetahui soal spekulasi tersebut. Namun, ia meyakini Tomy adalah orang yang paling konsisten dalam berteman. “Saya tidak pernah menengadahkan tangan. Kalau dihitung-hitung, mungkin dia yang berutang sama saya,” kata Gatot.
Gatot Nurmantyo blak-blakan mengungkapkan hubungan dekatnya dengan pengusaha sekaligus pemilik Grup Artha Graha, Tomy Winata. Mantan Panglima TNI itu bahkan tidak peduli dengan orang-orang yang mencibir kedekatannya dengan pengusaha kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat, 58 tahun lalu, tersebut.
“Orang bilang, ‘Wah, Pak Gatot dekat sama TW’. Memang iya. Saya tidak pernah malu karena saya tahu benar komitmen dia,” kata Gatot saat mengunjungi kantor Tempo, Selasa, 27 Maret 2018.
Gatot memaparkan seperti apa hubungan mereka. “Yang jelas, saya pun tidak pernah berutang sama dia, saya tidak pernah menengadahkan tangan sama dia,” kata Gatot.
Ia pun mengungkapkan kedekatannya dengan Tomy ketika Bank Artha Graha ingin mengakuisisi Bank Arta Prima pada 1997. Bank tersebut kemudian berubah nama menjadi Bank Pratama. Gatot saat itu menjadi Sekretaris Komisaris Bank Artha Graha.
“Sehingga saya tahu seluk-beluknya,” ujarnya. “Saya-lah yang membuat aktivasinya sampai detik-detik terakhir itu dikawinkan.”
Kedekatan dengan Gatot pun diamini Tomy. Dia menceritakan mengundang Gatot melepas seekor anak harimau di Tambling Wildlife Nature Conservation di Pesisir Barat, Lampung.
“Kehadiran Pak Gatot di sana sebagai kawan saya,” kata Tomy, seperti dimuat dalam majalah Tempo edisi 2-8 April 2018.
Kedekatan inilah yang menimbulkan spekulasi bahwa Tomy bakal menjadi salah satu penopang dana jika Gatot berniat maju dalam pemilihan presiden 2019. Gatot menyebut tak mengetahui spekulasi tersebut.
“Saya tidak tahu itu bicara seperti itu,” kata Gatot Nurmantyo. “Tapi saya yakin, persahabatan saya dengan dia melebihi yang lain.”
Sumber : https://fotokita.grid.id/read/112386379/blak-blakan-ingin-ikut-pilpres-2024-ternyata-pundi-pundi-harta-gatot-nurmantyo-tambah-gemuk-sebelum-pensiun-karena-dekat-dengan-kepala-naga?page=9
More Stories
Hari Sudah Malam, Jokowi dan Prabowo Tiba di Pabrik Ini, Ada Tomy Winata Membayangi
Protected: Dituduh Mafia Indonesia, Tomy Winata Mengaku Diperhitungkan
JMSI minta TW buka Bank Artha Graha Syariah di Aceh