br-online.co
8 MAY, 2015
(BusinessReview)- ARTHA Graha Peduli (AGP) membantah berita yang menyebutkan bahwa yayasan tersebut mengambil alih tugas Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN), penyelenggara World Expo Milano 2015. Keikutsertaan AGP hanya untuk membantu penyelenggaraan keikutsertaan Indonesia dalam pameran tersebut.
Siaran pers AGP di Jakarta, Senin, menyebutkan, atas permintaan almarhum Didi Petet dan sepengetahuan perwakilan Kementerian Perdagangan, yayasan tersebut hanya membantu menyelesaikan kegiatan di Indonesia Paviliun yang bersifat darurat, dan sama sekali bukan mengambil alih tugas KPBN.
Hal itu dilakukan agar kelangsungan pameran Indonesia dalam World Expo Milano 2015 dapat berjalan lancar seiring kesiapan Tim KPBN pimpinan Didi Petet dan realisasi komitmen dari sponsor lain yang belum selesai.
AGP menyatakan kerja sama yang dilakukan murni sebagai bagian dari kegiatan yang dikoordinasikan oleh KPBN. Tugas yang dilakukan AGP itu bersifat sementara sampai KPBN bisa mandiri dan memiliki tim lengkap serta membantu program-program yang mengalami keterlambatan dan memfasilitasi hal-hal yang masih belum selesai.
“Keberadaan AGP di World Expo Milano 2015 untuk mendukung penuh kegiatan KPBN dan bukan mengambil alih”.
Yayasan tersebut juga menegaskan pihaknya merupakan bagian dari tim yang akan membantu operasional KPBN.
Klarifikasi Peter F. Gontha
Seperti diketahui, World Expo Milano 2015 menjadi heboh setelah mantan wartawan senior, Derek Manangka menulis catatan terkait pameran tersebut. Catatan Tengah Sabtu Derek Manangka berjudul “Didi Petet Meninggal, ‘Skandal Milan’ Jangan Dikubur, yang menjadi viral di media sosial menggelitik Peter F Gontha.
Pendiri Java Jazz Festival yang menjadi Duta Besar Republik Indonesia di Polandia itu memberikan klarifikasi atas catatan Derek yang disebutnya sebagai sebuah fitnah. “Fitnah memang sangat jahat karena ceritanya hanya 50% benar,” tulis Peter Gontha.
“Sangat tidak elegan cerita tersebut… Karena memang Didid Petet di bohongin beberapa rekan swastanya yang lain,”lanjutnya.
Peter mengatakan, dari tahun 2014, pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak akan mengikuti pameran di Milan tersebut karena dianggap tidak penting dan terlalu mahal. Namun tiba-tiba Didi Petet bersama penyanyi Slank – Abdi mendatangi pemerintah dan mengusulkan agar seluruh projek ditangani swasta saja. Pemerintah tetap menolak karena membawa nama Indonesia. Namun, tiba-tiba ada perintah bahwa Didi Petet dan Abdi bersama teman-temannya diiizinkan meneruskan projek tersebut dengan dana sponsor swasta.
Peter mengatakan, hanya sebagian dari total dana yang dibutuhkan yang berhasil dikumpulan. Namun, Didi Petet merasa bertanggung jawab dan karena itu terus melanjutkannya. “Tapi sedihnya dana yang sudah kurang dimakan teman-temannya sendiri,”tulis Peter.
Pembukaan pameran tersebut, kata Peter, memang tidak sesuai yang diharapkan. Didi Petet pun angkat tangan. Karena itu, Menteri Rahmat Gobel yang harusnya ke Turki, kembali ke Milan untuk melakukan rapat mencari jalan keluar.
“Akhirnya Tommy Winata bersedia membantu dengan mengambil alih seluruhnya dengan syarat dia tidak menanggung hutang2 yg dibuat oleh DP (Didi Petet) dkk,”tulis Peter.
Peter mengatakan, saat ini Paviliun Indonesia sudah jauh lebih baik dan didanai oleh Artha Graha. Pemerintah sama sekali tidak ikut campur bahkan mencoba mencari jalan keluar.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf -yang juga namanya disebut-sebut dalam catatan Derek Manangka -mengatakan, penyenggaraan Paviliun Indonesia di Milan sepenuhnya dilakukan pihak swasta yaitu atas inisiatif almarhum Didi Petet dengan mengatasnamakan Koperasinya.
Pada penyelenggaraan Expo sebelumnya, tahun 2010 di Shanghai, katanya, pemerintah mengeluarkan biaya lewat APBN yaitu sebesar antara Rp 250M-300M.
Namun, keikutsertaan Indonesia dalam World Expo Milano kali ini tidak didukung dana APBN. Meski tidak memberikan dukungan dana, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman memberikan dukungan berupa imbauan partisipasi dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih enam bulan itu.
Selain AGP, dukungan juga datang dari sejumlah pihak swasta nasional seperti Indofood, AKR, Medco, Djarum, Astra dan Sinar Mas.
sumber: http://br-online.co/artha-graha-tidak-ambil-alih-penyelenggaraan-world-expo-milano-2015/
More Stories
Tomy Winata: Tanpa Erick Thohir Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Pendiri AGN: Tanpa Erick Thohir, Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Erick Thohir: Tanpa Tomy Winata, Paviliun Indonesia tidak Berjalan