19 Januari 2020 20:56 WIB
SOREANG, KOMPAS — Sebagian wilayah di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dilanda banjir akibat tanggul jebol dan luapan Sungai Cisunggalah. Hujan deras yang melanda Bandung Raya, Minggu (19/1/2020) dini hari, menyebabkan intensitas aliran air meningkat sehingga tidak bisa ditahan oleh tanggul.
Air anak Sungai Citarum ini mengalir deras selama hujan berlangsung. Puncaknya, sekitar pukul 03.30 WIB, aliran yang deras itu tidak bisa ditahan oleh salah satu sisi tanggul sungai sepanjang 6 meter di RW 005, Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung. Akibatnya, lebih dari 20 rumah di sekitar aliran sungai terendam banjir setinggi lebih dari 1 meter.
Ketika saya cek pintu samping (dekat tanggul), air sudah datang tiba-tiba seperti air bah. Kami panik.
Sandi Purwaramdani (29) tidak bisa tidur tenang saat hujan deras berlangsung. Dia khawatir terjadi banjir karena aliran sungai sangat deras dan rumahnya hanya berjarak sekitar 2 meter dari pinggir sungai.
”Saya baru bisa tidur sekitar pukul 02.00. Namun, sekitar 1 jam kemudian, saya mendengar ada suara tembok ambruk. Ketika saya cek pintu samping (dekat tanggul), air sudah datang tiba-tiba seperti air bah. Kami panik,” tuturnya.
Akibat banjir tersebut, Sandi membawa orangtua, istri, dan anaknya ke tempat aman, lalu bersama saudara lainnya menyelamatkan barang-barang yang ada. Bahkan, mereka menjebol salah satu tembok pagar belakang agar aliran banjir tersebut tidak merusak tembok rumahnya.
Banjir di daerah tersebut surut sekitar pukul 07.00, tetapi menyisakan lumpur sedalam lebih dari 10 sentimeter. Selain itu, beberapa kendaraan roda dua dan roda empat yang terparkir di rumahnya terendam. ”Kami belum mengecek semua kerugian. Yang penting, tanggul ditutup dan rumah dibersihkan,” ujar Sandi.
Tanggul jebol tersebut telah ditutup warga sesaat setelah banjir surut. Mereka menggunakan puluhan karung pasir yang ditumpuk. Selain itu, warga juga membersihkan badan sungai dan menemukan banyak sampah organik berukuran besar, di antaranya akar bambu sepanjang lebih kurang 2 meter dan diameter 1 meter.
”Kami harap pemerintah mau menutup kembali tanggul-tanggul ini. Kami khawatir tanggul darurat ini jebol kembali kalau hujan deras kembali turun,” tutur Sandi.
Suparno (49), Ketua RW 005, Desa Panyadap, menuturkan, rumah di RW 005 yang terdampak sekitar 20 unit dan satu klinik yang terletak di Jalan Panyadap. ”Di RW lain juga ada yang terdampak, tetapi masih dalam pendataan,” tuturnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung mencatat, banjir akibat jebolan tanggul setidaknya merendam lima RW di Desa Panyadap, Kecamatan Solokan Jeruk. Beberapa permukiman di Desa Mekarpawitan, Kecamatan Paseh, juga turut terendam banjir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung Enjang Wahyudin menuturkan, pihaknya masih melakukan pendataan korban dan rumah yang terdampak. Namun, hingga pukul 18.00, belum ada laporan warga yang mengungsi.
”Kami juga telah mendata tanggul-tanggul yang jebol dan akan kami sampaikan ke pihak yang berwenang. Saat ini, kami hanya bisa melakukan antisipasi darurat dengan menggunakan sekitar 200 karung pasir yang akan dipasang di beberapa titik,” tuturnya.
Sumber : https://bebas.kompas.id/baca/nusantara/2020/01/19/warga-minta-tanggul-anak-citarum-diperkuat/
More Stories
Artha Graha Peduli Berikan Bibit Ikan ke SDN 01 Ancol, Dukung Ketahanan Pangan dan Makanan Bergizi Gratis
Artha Graha Peduli Salurkan Bantuan dan Pendampingan untuk Warga Rempang yang Bayinya Meninggal Akibat Infeksi
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan