www.republika.co.id
Rabu, 02 September 2015, 16:18 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pendirian pabrik baja di Indonesia tidak bisa dilakukan asal-asalan. Dalam proses pendiriannya perlu perhatian lebih besar. Tidak hanya dari sisi volume, tapi juga rantai pasokan.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, pembangunan pabrik baja butuh langkah hati-hati.
“Karena sekali industri baja dihidupkan, maka akan berjalan nonstopselama 24 jam dan baru istirahat setelah beberapa bulan. Makanya perlu perhitungan matang baik dari sisi kebutuhan energi, infrastruktur, dan sumber daya manusianya,” ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (2/9).
Menurut dia, industri baja adalah industri strategis. Tanpa industri baja, Indonesia akan sangat bergantung pada barang-barang impor terutama untuk infrastutur. “Kalau infrastruktur tergantung impor, maka kemandirian negara akan sangat rentan,” ucapnya.
Dia menyarankan Indonesia harus memperbanyak pabrik baja agar jangan lagi bergantung pada negara lain. Bahkan kalau perlu, Indonesia bisa mengekspor baja ke mancanegara.
Seperti diketahui, Artha Graha Network (AGN) melalui PT Artha Meta Sinergi (AMS) dan China Steel Corporation (CSC) Group akan memperkuat industri baja nasional. Pabrik tersebut diharapkan mampu mendukung kebutuhan pasokan baja di dalam negeri.
sumber: http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/09/02/nu1luc377-industri-baja-harus-terus-didorong
More Stories
Artha Graha Peduli Berikan Bibit Ikan ke SDN 01 Ancol, Dukung Ketahanan Pangan dan Makanan Bergizi Gratis
Artha Graha Peduli Salurkan Bantuan dan Pendampingan untuk Warga Rempang yang Bayinya Meninggal Akibat Infeksi
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan