gayahidup.republika.co.id
Rabu, 05 Agustus 2015, 16:13 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Akhmad Kusaeni (Pecinta budaya dan kuliner Indonesia)
Pembenahan dan wajah baru Paviliun Indonesia, menurut Widharma Raya Dipodiputro, Ketua KPBN yang baru, adalah untuk meneruskan cita-cita sekaligus impian Didie Petet.
Seniman dan budayawan itu ingin keikutsertaan Indonesia di Milan Expo menjadi panggung Indonesia untuk dunia. Pameran akbar dunia yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali itu adalah ajang internasional yang bertujuan untuk mempromosikan budaya dan kekayaan dari setiap negara di dunia.
Setiap negara diharuskan membuat sebuah paviliun sebagai stand resmi yang dibuat seunik dan sebagus mungkin untuk mewakili kelebihan negaranya masing-masing. Paviliun Indonesia didesain dengan arsitektur unik berupa Bubu (alat penangkap ikan tradisional) untuk menunjukan Indonesia adalah negara maritim dan negara kepulauan yang terbesar di dunia.
Paviliun Indonesia oleh Stasiun Televisi CNN dinobatkan sebagai salah satu dari 10 paviliun yang memiliki arsitektur unik. Dalam pandangan almarhum Didie Petet, World Milan Expo begitu berharga sehingga Indonesia tidak mungkin mengabaikannya.
“Ini acara terbesar ke-tiga setelah Olimpiade dan Piala Dunia. Pesertanya 90 persen negara di dunia,” begitu selalu kata Didie Petet.
Karena itulah Indonesia, terlepas dari keterbatasan, harus ikut serta jika memang ingin dipandang dan diakui dunia. Ibarat Olimpiade, Indonesia ikut mengirim perwakilan atlet dan rombongan parade. Pada World Expo yang diadakan di Shanghai Cina tahun 2010 lalu Indonesia bisa dibilang sukses dengan paviliun yang paling banyak dikunjungi.
Atas dukungan semua pihak, pemerintah dan swasta yang bersinergi, menjadi motivasi keberhasilan di World Expo Milano 2015. Kehadiran Paviliun Indonesia di pameran perdagangan terbesar di dunia itu tak lepas dari prakarsa KPBN bekerjasama dengan Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network. Disamping itu, didukung juga oleh PGN, Indofood, Astra, AKR, Djarum Foundation, Sinar Mas Group, dan para sponsor lainnya.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan sinergi antara pemerintah dan swasta merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan. Sehingga paviliun Indonesia menjadi paviliun paling banyak dikunjungi dan mengalahkan paviliun milik negara-negara di ASEAN lain.
Harapan pemerintah agar Paviliun Indonesia menjadi pavilion yang paling banyak dikunjungi dibanding negara-negara ASEAN lain, menjadi tantangan bagi semua pihak untuk bisa diwujudkan agar almarhum Didie Petet terus bisa tersenyum di surga.
sumber: http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/trend/15/08/05/nslox4359-paviliun-indonesia-di-milan-expo-tarik-ratusan-wisatawan
More Stories
Tomy Winata: Tanpa Erick Thohir Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Pendiri AGN: Tanpa Erick Thohir, Paviliun Indonesia tak Bisa Sukses
Erick Thohir: Tanpa Tomy Winata, Paviliun Indonesia tidak Berjalan