November 22, 2024

Artha Zone

Created & modified by m1ch3l

Bos Perusahaan Investasi di SCBD Jakarta Tertangkap Polisi karena Kepergok Memesan Ganja

Polisi menunjukan tanaman ganja berusia satu hingga dua tahun yang diamankan dari sebuah rumah dalam Pers Rilis di Mapolres Malang Kota, Selasa (24/4/2018). Satnarkoba Polres Malang Kota menyita 37 tanaman ganja serta daun ganja hasil panen dan menangkap empat tersangka jaringan pengedar narkoba jenis ganja di Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

Rabu, 24 Juni 2020 10:30 WIB

Laporan Reporter Titis Nurdiana

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi kembali mengungkap kasus baru narkoba jenis ganja. Kali ini diungkap oleh Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Utara.

Mereka mencokok seorang direktur perusahaan investasi dengan bendera perusahaan PT S di kawasan SCBD setelah menerima paket berisi 58 gram ganja kering.

Menurut Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto, HKL direktur PT S yang juga juga pemegang saham dari perusahaan investasi PT MPI.

“Telah ditangkap shareholder PT M atau Direktur PT S, HKL terkait pengiriman narkoba jenis ganja atau mariyuana,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto dalam keterangannya, Selasa (23/6) seperti dikutip dari wartakotalive.com.

Polisi mengaku telah mengamati sepak terjang HKL sejak 18 Juni 2020 lalu. HKL diketahui memesan ganja dari Medan, Sumatra Utara lewat paket pengiriman swasta lewat KPPBC Marunda.

Lantas siapa HKL? Sumber KONTAN, memastikkan HKL adalah salah satu pemegang saham PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI)

Berdasarkan data RTI, salah satu pemegang saham Minna Padi Investama Sekuritas (PADI) yang cocok dengan inisial HKL adalah Henry Kurniawan Latief.

Henry adalah pemegang saham 0,24% saham PADI berdasarkan data RTI per 31 Mei 2020. Kontan sudah berupaya menghubungi Henry Kurniawan Latief, namun telepon KONTAN tak berbalas.

Namun Kontan berhasil menghubungi Direktur Utama Minna Padi Asset Manajemen Djajadi yang juga anak usaha PADI.

Lewat sambungan telepon Djajadi mengaku tak mengetahui berita dan kejadian tersebut lantaran ia tengah mendapat giliran bekerja dari rumah.

“Saya tak mengetahuinya, saya malah baru tahu saat ini,” ujar Djajadi kepada Kontan, (23/6/2020). Ia mengaku kaget dengan kabar tersebut.

Yang pasti, nama Henry Kurniawan Latief sempat mencuat dalam rencana akuisisi Bank Muamalat. Henry juga pernah menduduki jabatan sebagai direktur di PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tahun 2009.

Berdasarkan keterangan polisi, paket ganja yang dipesan itu dikirim dengan label baju. Paket ini ditujukan ke alamat tersangka bekerja yakni di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Berdasarkan kecurigaan petugas KPPBC dan laporan ke polisi, polisi lantas mengamati tersangka. Polisi bahkan memastikan pengiriman pesanan ganja tersebut sampai ke tangan HKL.

Menurut keterangan polisi, paket tersebut diambil HKL dari resepsionis kantornya di SCBD. HKL juga sempat membawanya pulang dan menggunakannya.

Dari rumah tersangka, polisi menyita lima linting ganja, dua plastic klip ganja, 1 paket foil isi ganja dan satu paket kertas koran ini ganja dengan total berat brutto sebanyak 58,03 gram.

Kini tersangka dikenai pasal 111 ayat 1 UU No 35/2019 tentang Narkoba dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal 12 tahun.

Sumber : https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/06/24/bos-perusahaan-investasi-di-scbd-jakarta-tertangkap-polisi-karena-kepergok-memesan-ganja?page=2