Kompas.com – 12/03/2020, 06:07 WIB
KOMPAS.com – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mewanti-wanti masyarakat untuk tak menyebarkan hoaks terkait virus corona. “Bahwa produsen hoaks itu merugikan diri sendiri, keluarga sendiri, merugikan masyarakat, bangsa dan negara,” kata Johnny di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020) malam. Ia mengatakan ada sanksi hukum bagi mereka yang menyebarkan berita bohong. Johnny menyatakan pemerintah telah bekerjasama dengan Facebook, Twitter, hingga Youtube untuk segera menurunkan konten-konten yang bermuatan disinformasi maupun hoaks.
Kominfo juga bekerja sama dengan aparat kepolisian yang akan mengambil langkah-langkah tegas jika menemukan hoaks corona. Sejak virus corona terdeteksi, beberapa hoaks soal virus corona muncul di media sosial. Di Lampung, seorang ibu rumah tangga ditangkap karena menyebarkan hoaks virus corona di Facebook pribadinya. Ia menulis bahwa virus corona sudah ada di Provinsi Lampung. Tak hanya melibatkan masyarakat umum. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris dilaporkan ke polisi oleh Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid atas dugaan penyebaran berita bohong. Fahira diduga menyebarkan berita bohong melalui cuitan di akun Twitter pribadinya tentang jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Berikut 7 kasus hoaks soal virus corona di Indonesia:
1. Ibu rumah tangga di Lampung tulis hoaks virus corona
OER (28) warga Kecamatan Tanggamus diamankan karena menyebarkan hoaks virus corona di Facebook pribadinya. Pada tanggal 3 Maret 2020, OER menulis, “Awas di Kabupaten Pringsewu ada yang kena Corona, baru pulang dari Malaysia.” Keesokan harinya, 4 Maret 2020 ia mengunggah foto dengan dengan tulisan, “Hati hati virus corona sudah di Lampung.” Dua unggahan tersebut dibaca hingga lebih 4.000 warganet.
Kabid Humas Polda Lampung, Komisaris Besar Zahwani Pandra Arsyad mengatakan unggahan tersebut meresahkan warganet di Lampung. Sementara, tersangka OER mengaku menulis status itu lantaran merasa panik dan ketakutan. “Saya dapat info dari saudara kalau di Pringsewu ada yang kena virus corona,” kata OER. Info itu OER dapatkan saat dia mendaftar untuk menjadi TKW. “Saya stress, enggak jadi ke Malaysia gara gara corona,” kata OER.
2. IRT tulis hoaks pasien corona di RS Soetomo
NF, seorang ibu rumah tangga di Surabaya, Jawa Timur diamankan polisi pada Kamis (5/3/2020). Ia menyebarkan hoaks tentang adanya pasien yang terjangkit virus corona di RSU dr Soetomo, Surabaya. NF juga mengunggah foto yang disebut sebagai pasien rumah sakit di grup facebook bernama Surabaya Digital City. NF mengunggahnya dengan menggunakan akun Facebook bernama Dilla.
“Pasien Virus Corona sudah ada di RSUD SOETOMO Sby. Smoga kita smua sllu dlam lindungan Allah. Dan sllu jaga kesehatan dolor2..” tulis Dilla. Unggah tersebut kemudian viral dan banyak ditanggapi anggota grup. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan pasien yang dimaksud adalah penderita paru-paru dan bukan pasien Covid-9. “Pasien yang dimaksud menurut pihak RSU dr Soetomo adalah pasien rujukan dari rumah sakit lain, yang menderita penyakit paru-paru,” ujar Trunoyudo.
3. Anggota DPR Fahira Idris dilaporkan ke polisi
Ketua Umum Cyber Indonesia Muannas Alaidid melaporkan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris atas dugaan penyebaran berita bohong. Fahira diduga menyebarkan berita bohong melalui cuitan di akun Twitter pribadinya tentang jumlah pasien yang terjangkit virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Walaupun twitnya telah dihapus oleh Fahira, Muannas mengatakan tangkapan layar cuitan itu telah tersebar dan meresahkan masyarakat.
“Unggahan tersebut menimbulkan kegaduhan dan meresahkan. Konten itu sempat diprotes netizen, bahkan menjadi trending topic di Twitter dengan tagar #tangkapfahiraidris,” kata Muannas dalam keterangan tertulis, Senin (2/3/2020). Dalam laporannya, Muannas membawa sejumlah barang bukti di antaranya dua lembar tangkapan layar cuitan Fahira dan sebuah flashdisk yang berisi alamat URL Twitter pribadi Fahira.
3. Pemilik akun di Balikpapan diperiksa polisi
KRZ pemilik akun Kazahra Tanzania diperiksa Polda Kaltim pada Kamis (30/1/2020) karena menyebarkan informasi hokas virus corona di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pada Rabu (29/1/2020), KRZ menulis status hoaks di akunnnya. “Bismillah. Info penting. Usahakan keluar memakai masker karena di RS Kanujoso sudah menerima pasien positif corona.
Orang Balikpapan baru datang dari China (berita akurat),”tulis KRZ. Status tersebut membuat resah masyarakat Balikpapan. Sementara itu Wali Kota Balikpapan membuat klarifikasi bahwa berita tersebut adalah hokas.
Setelah ramai, akun Kazahra Tanzania membuat status klarifikasi. “Bismillah. Mohon maaf atas postingan sebelumnya karena telah meresahkan warga Balikpapan. Saya mohon maaf karena postingan tersebut adalah kesalahan belum terverifikasi dengan benar. Untuk yang sudah membagikan postingan saya harap segera hapus.
Mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mohon tidak dibagikan kepada seluruh kota Balikpapan. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terima kasih.” Setelah status ini, akun Facebook bernama Kazahra Tanzania sudah tak bisa diakses.
4. Tulis hoaks virus corona di Bandara Soekarno-Hatta
R warga Tanjung Priok Jakarta Utara ditangkap polisi karena menyebarkan hoaks ada seorang perempuan berusia lanjut meninggal dunia karena virus corona di Soekarno-Hatta. Dia menulis status tersebut pada 12 Februari 2020 dan mengunggah foto perempuan berinisial RR yang terkapar di Terrminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Unggahan foto tersebut diikuti dengan keterangan foto yang memuat unsur kebohongan, yaitu “Virus Corona Masuk Soekarno Hatta”. Setelah ditelururi, RR adalah perempuan yang meninggal karena penyakit jantung. R ditangkap beserta barang bukti sebuah ponsel pintar yang digunakan untuk menyebar berita bohong melalui beragam sosial media. “Kami berharap kasus ini bisa jadi pelajaran untuk masyarakat agar menyebar berita dengan konfirmasi terlebih dahulu,” kata Kapolres Bandara Soekarno-Hatta, Kombes Pol Adi Ferdian Saputra.
5. Hoaks corona di Medan
Seorang pria berinsial F menemui Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan meminta maaf karena telah menyebarkan hoaks virus corona di Medan. Pada pertemuan Minggu (16/2/2020), Alwi mengaku memberikan peringatan keras dan menyebut bahwa penyebar hoaks penyebaran virus corona sebagai teroris. “Saya bilang itu teroris karena menyebarkan hoaks. Itu sudah nyebar, di media, sudah saya cap teroris. Karena teroris itu kan menebar teror,” katanya. F adalah pria bermasker abu-abu di video berdurasi 49 detik. Di video tersebut ia menyebut ada pasien dengan penyakit corona (Covid-19) sudah masuk ke Medan dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik. Kepala Sub Bagian Humas RSUP HAM Rosario Dorothy Simanjuntak mengatakan bahwa pernyatan di video tersebut adalah hoaks. Menurutnya, hingga saat ini RSUP Haji Adam Malik belum ada merawat pasien suspect nCoV atau yang sekarang disebut COVID-19.
Sumber : https://regional.kompas.com/read/2020/03/12/06070061/5-kasus-hoaks-corona-di-media-sosial-libatkan-ibu-rumah-tangga-hingga-fahira?page=all
More Stories
Perayaan Tahun Baru 2025 : Hotel Borobudur Jakarta Akan Hadirkan Ungu
Dukung Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Tim Saber AGP Ikut Jaga Kebersihan dan Keamanan
Artha Graha Peduli dan Artha Graha Network Terjunkan Tim Saber dan Dukung People Fest